Kamis, 31 Januari 2013

wulaneijup.blogspot.com
Tank_2008_all_screens

1000 pribahasa




1000 PERIBAHASA
1.    Ada padang ada belalangArtinya: Di mana pun kita berada, niscaya ada rezeki.
2.    Ada nyawa, nyawa ikan: seseorang dalam kondisi payah; masih hidup belum mati, tetapi salah sedikit nyawa melayang.
3.    Ada nyawa ada rezeki: selama masih hidup maka seseorang akan tetap mendapat rezeki.
4.    Ada gula ada semut:beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan.
5.    Ada gula ada semut:beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan.
6.    Ada air ada ikanArtinya: di manapun seseorang itu berusaha, tentu ada rezeki.
7.    Ada batang ada cendawan ada cendawan tumbuhArtinya: Di mana pun kita berada, niscaya ada rezeki.
8.    Ada asap ada apiArtinya:Beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan.
9.    Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang: Bila sedang berhadapan bermulut manis, tetapi bila berbelakang lain perkataannya.
10.    Ada air ada ikanArtinya: di manapun seseorang itu berusaha, tentu ada rezeki.
11.    Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan: segala kesusahan dan kesenangan ditanggung bersama.
12.    Adapun manikam itu jikalau jatuh ke dalam lumpur sekalipun, niscaya tiada akan hilang cahayanya; artinya, orang yang berasal baik itu, kalau bercampur dengan orang jahat atau jika ia menjadi orang melarat sekalipun, sifat dan bahasanya akan tetap baik
13.    Adakah duri dipertajam: apakah ada orang yang menolong untuk memperkuat musuhnya?
14.    Adakah dari telaga yang jernih mengalir air yang keruh?: adakah dari mulut orang yang baik keluar perkataan-perkataan yang keji?
15.    Adakah air dalam tong itu berkocak, melainkan air yang setengah tong itu juga yang berkocak;artinya : orang yang pandai, tidak akan sombong hanya orang yang bodoh jua yang mau berbuat demikian.
16.    "Ada sampan hendak berenang."Artinya :Sengaja berpayah-payah padahal sebenarnya tidak perlu berbuat begitu
17.    Ada umur ada rezeki: selama masih hidup rezeki dari Tuhan selalu ada.
18.    Ada udang di balik batu:jika seseorang kelihatannya berbuat baik, belum tentu hatinya tulus. Bisa jadi ia memiliki maksud-maksud tertentu atau tersembunyi.
19.    ada ubi ada talas, ada budi ada balas: Setiap perbuatan baik selalu ada ganjaran kebaikannya; setiap perbuatan jahat pasti ada balasannya
20.    Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang: kalau orang yang dicintai/dikasihi dapat rezeki maka orang tersebut akan dikasihi, dibelai, dimanja dan kalau rezeki berkurang dan tidak ada penambahan bahkan tidak ada maka orang tersebut tidak lagi dihiraukan (tidak disayang, dimanja lagi).
21.    Adat air cair, adat api panasArtinya:Tabiat; sudah demikianlah adanya.
22.    Adat menyabung, adat gelanggang: peraturan.
23.    Adat lama pusaka using Artinya: Adat atau kebiasaan yang tetap atau tidak berubah sejak dahulu hingga sekarang.
24.    Adat juara kalah menang, adat saudagar laba rugi: sudah menjadi sesuatu yang lumrah, ada kalanya kita berjaya, ada masanya kita gagal. Janganlah kita berputus asa, tetapi terus mencoba sehingga mendapat kejayaan.
25.    Adat hidup tolong-menolong, syariat palu-memalu: dalam kehidupan setiap hari kita haruslah saling tolong menolong.
26.    Adat gajah terdorong Artinya: Orang yang berkuasa biasanya menyalahgunakan kekuasaannya.
27.    Adat bersendi syarak, syarak bersendi adatArtinya:Segala pekerjaan hendaklah selalu mengingat aturan adat dan agama (jangan bertentangan satu dengan yang lain).
28.    Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan:tabiat yang turun temurun, sukar sekali mengubahnya.
29.    Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragamArtinya:Masa muda dan baru semua rasanya indah, apabila sudah lama dan tua semua rasanya siksa.
30.    Air diminum serasa duri dapar berarti :suasana hati yang sangat bersedih.
31.    Air di daun talas:ketidakcocokan antara dua orang, seperti air yang ditaruh di atas daun talas akan terpisah
32.    Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga:perihal tabiat seseorang yang tak pernah bisa diubah.
33.    Air besar batu bersibak: bila terjadi perselisihan antara dua kaum atau bangsa, maka dua orang yang bersahabat antara kedua kaum atau bangsa tersebut biasanya akan memihak pada kaum atau bangsanya masing-masing
34.    Air beriak tanda tak dalam:orang yang banyak bicara biasanya tidak berilmu.
35.    Adat teluk timbunan kapal, adat gunung tepatan kabut: bila meminta hendaknya kepada orang yang kaya, dan bila bertanya hendaknya kepada orang pandai
36.    Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung:Artinya: Setiap perbuatan ada aturannya sendiri.
37.    Adat rimba raya, siapa berani ditaati: Kehidupan manusia yang menggunakan kekerasan atau kepuasan saja, dan tidak menggunakan akal
38.    Adat periuk berkerat, adat lesung berdedak: tidak ada manusia yang sempurna, pasti ada kelebihan dan kekurangan
39.    Adat pasang berturun naik: nasib seseorang tidak selalu tetap, senang dan susah silih berganti.
40.    adat negeri memagar negeri, adat berkampung memagar kampungArtinya: Orang yang suka berkorban untuk negeri dan bangsanya.
41.    Air ditetak takkan putus: orang berkeluarga tak dapat dibuat bermusuhan selama-lamanya.
42.    Air tenang menghanyutkanArtinya:Orang yang pendiam biasanya memiliki banyak pengetahuan.
43.    Air susu dibalas dengan air tuba: perbuatan baik terhadap seseorang dibalas dengan perbuatan jahat.Air susu dibalas dengan air tuba : Kebaikan dibalas dengan kejahatan.
44.    Air sama air kelak menjadi satu, sampah itu ke tepi juga: bila terjadi perselisihan keluarga, akan mudah berbaik kembali, atau bersatu lagi
45.    Air pun ada pasang surutnya: untung dan malang itu berganti-ganti; tak selamanya senang
46.    Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut: kita hendaknya menurutkan adat (kebiasaan) negeri atau daerah masing-masing.
47.    Air mata jatuh ke perut: sangat bersedih hati tetapi ditahan/disimpan saja
48.    Air jernih ikannya jinak: negeri yang aman makmur dan penduduknya ramah-ramah terhadap orang asing/pendatang.
49.    Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga:perihal tabiat seseorang yang tak pernah bisa diubah.
50.    Air tenang jangan disangka tiada buayanya: orang pendiam jangan disangka penakut.
51.    Alah membeli menang memakai: membeli barang bagus tetapi mahal masih lebih menguntungkan daripada membeli barang murah tapi cepat rusak.
52.    Alah limau oleh benalu: orang yang menyusahkan atau merugikan hidup orang tempat dia menumpang.
53.    Alah bisa karena biasa artinya:Perbuatan buruk menjadi tidak terasa lagi keburukannya bila telah biasa dilakukan (misalnya:berdusta, berjudi, bermabuk-mabukan, berzina, menipu).
54.    Akal tak sekali tiba, runding tak sekali datang: tak ada sesuatu yang terus menjadi sempurna, mesti secara berangsur-angsur
55.    Akal akar berpulas tak patah: orang yang pandai tak akan mudah terkalahkan dalam perdebatan
56.    Air yang tenang jangan disangka tak berbuaya: seseorang yang diam tenang jangan dianggap tidak berisi/berilmu
57.    Air yang dingin juga yang memadami api: perkataan yang lemah lembut juga yang dapat menyejukkan hati orang yang sedang marah.
58.    Air udik sungai semua teluk diranai: orang boros yang ketika sedang mempunyai uang, semuanya hendak dibeli; tidak memilih
59.    Alah sabung menang sorak: Walaupun sudah kalah, namun masih juga berani menyombongkan diri.
60.    Angan-angan mengikat tubuh: angan-angan atau khayalan yang menyusahkan diri sendiri saja
61.    Anak seorang, penaka tidak: seorang anak tunggal yang sangat dimanjakan karena orang tuanya sangat takut kehilangan anak semata wayang.
62.    Anak polah bapa kepradah: apa-apa yang dilakukan oleh seorang anak, imbasnya pasti orang tua yang menanggung.
63.    Anak harimau tidak akan jadi anak kambing: anak orang besar biasanya menjadi orang besar juga
64.    Anak dipangku, kemenakan (keponakan) dibimbing: baik anak kandung maupun anak kaum kerabat harus tetap diperhatikan.
65.    Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan: selalu mengurusi urusan orang lain tanpa menghiraukan urusan sendiri.
66.    Anak cantik, menantu molek: keuntungan yang banyak/berganda-ganda.
67.    Anak anjing bolehkah menjadi anak musang jebat: anak orang hina dina dapatkah menjadi orang baik-baik?
68.    Alang berjawab, tepuk berbalas: kebaikan dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan.
69.    Angan lalu paham tertumbuk: menurut hemat pikiran dapat dilakukan, namun ketika pelaksanaannya ternyata tidak mudah, sehingga kehilangan akal.
70.    Apa yang ditanam itulah yang tumbuh: kejahatan akan mendapat balasan kejahatan sedangkan kebaikan akan mendapat balasan kebaikan pula.
71.    Apa yang ditanam itulah yang tumbuh: kejahatan akan mendapat balasan kejahatan sedangkan kebaikan akan mendapat balasan kebaikan pula.
72.    Antah berkumpul sama antah, beras sama beras: setiap orang akan berusaha mencari teman/orang yang setingkat, sekedudukan atau sederajat dengan dirinya.
73.    Anjing menyalak takkan menggigit: orang yang kelihatannya galak biasanya tidak berbahaya
74.    Anjing mengulangi bangkai: lelaki bejat yang tak bosan-bosannya mendatangi perempuan jalang (pelacur).
75.    Anjing menggongong, kafilah berlalu: membiarkan orang lain berbicara, mencemooh atau mempergunjingkan seseorang. Tetapi janganlah kita hiraukan, biarkan saja.
76.    Anjing galak berani babi: bertemu lawan yang sama-sama berani.
77.    Anjing ditepuk, menjungkit ekor: orang yang tidak berbudi, jika dihormati menjadi sombong.
78.    Anjing diberi makan nasi, bilakah kenyang: orang yang loba, rakus dan tamak tidak pernah puas dengan keuntungan yang diperolehnya.
79.    Angkuh terbawa, tampan tinggal: orang yang suka bersolek dan berlaga seperti orang cantik/tampan padahal tidak sesuai dengan dirinya
80.    Angin yang berputar, ombak yang bersabung: kesukaran yang maha hebat
81.    Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam: rahasia tak selamanya dapat disembunyikan, suatu saat akan terbongkar juga.
82.    Api kecil baik padam: basmilah/perangilah kejahatan tatkala wujudnya masih kecil
83.    Awak kalah gelanggang usai: sial sekali; tidak mempunyai kesempatan untuk membalas kekalahan.
84.    Atap ijuk perabung upih:dua perkara yang tidak sepadan/tidak cocok.
85.    Atap ijuk perabung timah:dua perkara yang sepadan/cocok.
86.    Asam di gunung garam di laut bertemu dalam satu belanga: jodoh seseorang bisa saja berasal dari tempat yang jauh, tetapi bertemu juga.Peribahasa ini juga menghibur hati orang yang belum berjodoh untuk tidak patah semangat.
87.    Asal insang, ikanlah: orang yang tidak memilih-milih pekerjaan atau istri.
88.    Asal ayam ke lesung, asal itik ke pelimbahan:tabiat yang turun temurun, sukar sekali mengubahnya.
89.    Asal ada, kecil pun padaArtinya:Lebih baik mendapat sedikit daripada tidak sama sekali.
90.    Arang tersapu dimuka: beroleh malu.
91.    Arang itu jikalau dibasuh dengan air mawar sekalipun tidak akan putih: orang yang sangat jahat sebagaimanapun dinasehati tidak akan berubah kelakuannya
92.    Arang habis besi binasa: sia-sia, walaupun telah mengeluarkan banyak biaya/usaha.
93.    Api padam puntung hanyut: perkara/cerita sudah selesai; tak ada lanjutannya lagi.
94.    Api padam puntung berasap: keputusan telah dijatuhkan lalu datang dakwaan baru lagi.
95.    Awak rendah sangkutan tinggi: besar belanja atau pengeluaran daripada pendapatan/penghasilan.
96.    Ayam putih terbang siang: perkara/persoalan yang sudah jelas bukti-buktinya
97.    Ayam menang kampung tergadai: kesialan yang tak tanggung-tanggung; sangat sial.
98.    Ayam hitam terbang malam: perkara/persoalan yang gelap, sukar sekali ditelusuri dan diperoleh keterangan.
99.    Ayam ditambat disambar elang: sial sekali, istri/tunangan dilarikan orang.
100.    Ayam bertelur di atas padi mati kelaparan: orang yang bersuamikan/beristrikan orang kaya namun hidupnya tetap susah juga. orang yang menderita di tempat yang berkelimpahan
101.    Ayam berinduk, sirih berjunjung: kalau bekerja bersama-sama sebaiknya ada yang memimpin.
102.    Awak sakit daging menimbun, sakit kepala panjang rambut: menyembunyikan kesenangan hidup dari pandangan orang.
103.    Bagai api dengan rabuk: berbahaya sekali bila diperdekatkan (misalnya : seperti gadis dengan jejaka).
104.    Bagai api dengan asap:tak dapat bercerai lagi/selalu bersama-sama
105.    Bagai anjing menyalak di ekor gajah: orang yang hina dan lemah hendak melawan orang yang besar dan kuat, tentu tak akan berhasil.
106.    Bagai anjing melintang denai: sangat gembira
107.    Bagai anjing beranak enam: orang yang sangat kurus sekali
108.    Bagai alu pencungkil duri: pekerjaan yang sia-sia atau tidak mungkin dilakukan.
109.    Bagai air titik ke batu: sukar sekali memberi nasihat kepada orang jahat.
110.    Bagai air di daun talas:ketidakcocokan antara dua orang, seperti air yang ditaruh di atas daun talas akan terpisah
111.    "Bagai air dengan minyak" artinya dua hal yang tidak bisa dipersatukan.
112.    Badak makan anaknya:laki-laki yang merusakkan anaknya sendiri
113.    Badai pasti berlalu artinya segala penderitaan pasti ada akhirnya.
114.    Bagai aur dengan tebing: saling tolong menolong; saling membantu
115.    Bagai aur di atas bukit: sukar disembunyikan oleh sebab mudah sekali dilihat orang.
116.    Bagai ayam bertelur di padi: seseorang yang menyenangi hidup senang dan mewah.
117.    Bagai ayam lepas bertaji: serba berbahaya; dilepas berbahaya, ikut dicampuri juga berbahaya
118.    Bagai bara dalam sekam:perbuatan jahat yang tak tampak
119.    Bagai babi merasa gulai:orang kecil yang beristrikan perempuan bangsawan;
120.    Bagai bertanak di kuali: biaya yang dikeluarkan terlalu besar sehingga hasil yang diperoleh menjadi sedikit
121.    Bagai bulan kesiangan: paras rupa yang pucat (karena sakit ataupun patah hati).
122.    Bagai bumi dan langit: dua hal yang mempunyai perbedaan yang sangat jauh. Contoh: Naik sepeda dengan naik mobil, kecepatannya "bagai bumi dan langit".
123.    Bagai cendawan dibasuh: dikatakan kepada orang yang mukanya tiba-tiba berubah pucat sekali karena mendapat malu besar.
124.    Bagai denai gajah lalu; kerusakan yang besar.
125.    Bagai diiris dengan sembilu: suasana hati yang sangat pedih/sakit hati teramat sangat.
126.    Bagai getah dibawa ke semak: perkara yang makin bertambah kusut.
127.    Bagai hujan jatuh ke pasir:nasihat yang diberi tidak berbekas
128.    Bagai inai dengan kuku: tidak pernah bercerai; tidak terpisahkan.
129.    Bagai jampuk kesiangan: bingung; kehilangan akal tak tahu apa yang hendak diperbuat.
130.    Bagai kacang lupa akan kulitnya: seseorang yang lupa akan asal-usulnya. Terutama seseorang yang berasal dari desa dan pergi ke kota, menjadi kaya atau memiliki jabatan tinggi, dan lupa daratan
131.    Bagai kambing dihela ke air: orang yang sangat enggan melaksanakan pekerjaan yang disuruhkan kepadanya.
132.    Bagai kambing harga dua kupang: anak remaja (terutama anak perempuan) yang merasa dirinya sudah besar.
133.    Bagai katak dalam tempurung:seseorang yang wawasannya kurang luas, bodoh, picik.
134.    Bagai keluang bebar petang: berduyun-duyun, banyak sekali berkeliaran kesana kemari.
135.    Bagai kena jelatang: orang yang sangat gelisah.
136.    Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau: sangat sengsara; hidup melarat.
137.    Bagai kerbau dicocok hidung: orang yang tidak punya pendirian atau hanya mengikut/mengekor saja.
138.    Bagai kucing dengan panggang: berbahaya bila diperdekatkan (misalkan: lelaki dengan perempuan).
139.    Bagai kucing dibawakan lidi: sangat ketakutan.
140.    Bagai kucing menjemput api: kalau disuruh tetapi tidak kembali lagi.
141.    Bagai kucing tak bermisai:orang besar atau pejabat yang sudah berhenti dari jabatannya dan tidak ditakuti lagi
142.    Bagai kucing tidur dibantal: sangat sejahtera; tidak takut akan kekurangan (rezeki, makanan, dll).
143.    Bagai kuku dengan daging: selalu bersama-sama; dua orang yang tidak dapat terpisahkan (kekasih, sahabat karib, suami-istri).
144.    Bagai kura dengan isi: sukar diceraikan; tidak pernah bercerai.
145.    Bagai melepaskan anjing terjepit: tak tahu berterima kasih; sudah ditolong malah kita dimusuhinya.
146.    Bagai membandarkan air ke bukit: mengerjakan sesuatu yang sulit dikerjakan atau sia-sia.
147.    Bagai meminum air bercacing: seseorang yang enggan diajak mengerjakan sesuatu pekerjaan.
148.    Bagai menampung air dengan limas pesuk:perempuan yang pemboros; tak tersimpan sedikitpun harta pencaharian suami akibat keborosan istrinya;
149.    Bagai mencincang air: melakukan perbuatan atau pekerjaan yang sia-sia.
150.    Bagai mendapat durian runtuh: mendapatkan sesuatu tanpa disangka-sangka; memperoleh rezeki yang tak disangka.
151.    Bagai mendapat gunung intan: sangat girang.
152.    Bagai menegakkan benang basah artinya melakukan suatu pekerjaan yang mustahil akan berhasil, misalnya berusaha memenangkan perkara yang sudah jelas-jelas salah.
153.    Bagai menggantang anak ayam: perbuatan yang sia-sia; pekerjaan yang sangat sukar.
154.    Bagai mentimun dengan durian: orang yang lemah tidak berdaya untuk melawan orang yang berkuasa.
155.    Bagai musang berbulu ayam:orang jahat yang berpura-pura baik
156.    Bagai musuh dalam selimut:orang terdekat yang diam-diam berkhianat
157.    Bagai orang kena miang: sangat gelisah karena mendapat malu ditengah orang banyak.
158.    Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk artinya:semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya
159.    Bagai pagar makan tanaman : yang disuruh menjaga / mengawasi justru mengambil barang yang dijaga / diawasinya itu.
160.    Bagai pelanduk di cerang rimba: sangat ketakutan; bingung tak tahu mau berbuat apa; kehilangan akal.
161.    Bagai pelita kehabisan minyak:sesuatu yang hampir mati
162.    Bagai pinang dibelah dua:dua orang atau hal yang sama, dan tidak terlihat bedanya.
163.    Bagai pintu tak berpasak, perahu tak berkemudi sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya dibelakang hari.
164.    Bagai pungguk merindukan bulan: seseorang yang mencintai kekasihnya tetapi cintanya tidak berbala
165.    Bagai roda berputar:Yang kaya jatuh ke miskin dan yang miskin menjelit ke kaya
166.    Bagai semang kehilangan induk: orang yang bingung, tidak tahu tujuan karena kehilangan petunjuk/panutan.
167.    Bagai tanduk diberkas sukar bersatu karena berbeda paham dan pandangan.
168.    Bagai telur di ujung tanduk : keadaan yang sangat membahayakan (kritis/genting).
169.    Bagaimana biduk, bagaimana pengayuh:bagaimana orang tua begitulah anaknya
170.    Bagaimana bunyi gendang, begitulah tepuk tarinya artinya menurut saja apa yang diperintahkan.
171.    Bagaimana hari takkan hujan, katak betung berteriak selalu:seseorang lelaki yang selalu datang kerumah perempuan dengan maksud tertentu, akhirnya kesampaian juga maksudnya
172.    Bahasa menunjukkan bangsa:tabiat seseorang dapat dilihat dari cara bertutur kata mereka
173.    Bajak lalu ditanah yang lembut: orang yang lemah juga yang menjadi korban kecurangan atau kelaliman.
174.    Baji dahan pembelah batang orang kepercayaan kita yang kerap kali merugikan kita.
175.    Bakar air ambil abunya pekerjaan yang tidak akan pernah berhasil.
176.    Barang tergenggam jatuh terlepas bernasib sial, sesuatu yang sudah dimiliki hilang lagi.
177.    Batu di pulau tiada berkajang jangan mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, yang kecil kemungkinan untuk berhasil.
178.    Bayang-bayang sepanjang badan belanja/pengeluaran hendaklah sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.
179.    Bayang-bayang sepanjang tubuh, selimut sepanjang badan: bijaksana dalam memberi perintah, sesuai dengan yang diperintahkan.
180.    Bayang-bayang tidak sepanjang badan: berbuat sesuatu melebihi wewenangnya.
181.    Beban berat, senggulung batu artinya pekerjaan / tanggungan cukup berat namun orang yang membantu ternyata malas / bodoh-bodoh semua
182.    "Belajar di yang pintar, berguru di yang pandai" artinya tuntutlah ilmu dari sumber yang tepat.
183.    Belalang dapat menuai artinya sesuatu yang mudah sekali didapat sehingga menjadi tidak berharga.
184.    Belum beranak sudah ditimang artinya sudah bersenang-senang terlebih dahulu sebelum mencapai tujuan.
185.    Belum bergigi hendak mengunyah artinya belum mempunyai kekuasaan sudah hendak bertindak.
186.    Belum bertaji hendak berkokok artinya belum mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup sudah menyombongkan diri.
187.    Belum diajun sudah tertarung: baru akan mulai melakukan pekerjaan, sudah mendapatkan kemalangan
188.    Belum dipanjat asap kemenyan artinya umur sudah cukup tapi belum juga menikah.
189.    Belum tahu akan pedas lada : artinya anak muda yang belum mengenal pahit getirnya kehidupan.
190.    Belum tentu, ayam masih disabung : artinya masih ada harapan
191.    Belum tentu si upik si buyungnya : artinya belum tahu; belum pasti bagaimana keadaannya.
192.    Bengkok sedikit tak terluruskan : artinya sangat keras kepala; tak mau mendengar nasihat orang.
193.    Benih yang baik tak memilih tanah : artinya orang yang berbakat dimanapun dia berada pasti akan maju.
194.    Beraja dihati bersutan dimata artinya hanya menuruti kemauan sendiri saja.
195.    Berakal ke lutut, berontak ke empu kaki artinya Bertindak semaunya sendiri tanpa menghiraukan orang lain.
196.    Beranak kandung beranak tiri artinya:Tidak adil
197.    Beranak menurut kata bidan artinya orang harus mendengar nasihat dari orang yang lebih tahu/ paham.
198.    Beranak tak berbidan artinya:Orang yang melakukan perbuatan gila-gilaan.
199.    Berani karena benar, takut karena salah:seseorang yang jujur pasti akan berani untuk mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi seseorang yang berbohong akan takut ketika ditanyakan hal yang sebenarnya.
200.    Berapa berat mata memandang, berat jugalah bahu memikul artinya seberapa berat orang melihat penderitaan yang dialami, lebih berat orang yang langsung mengalami/menanggung penderitaan tersebut.
201.    Berarak tiada berlari artinya mengerjakan pekerjaan haruslah sesuai dengan sifat pekerjaan/aturan mainnya
202.    Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing artinya:Se-ia sekata, sehidup semati.
203.    Berbau bagai embacang artinya perbuatan yang jahat itu suatu saat akan diketahui oleh orang juga.
204.    Berbelok kucing main daun artinya melakukan sesuatu dengan tangkas dan gagah.
205.    Berbenak ke empu kaki artinya tidak mempunyai rasa keadilan; hanya menggunakan kekerasan saja.
206.    Berdawat biar hitam artinya kalau berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung; jangan setengah-setengah
207.    Berdiang di abu dinginArtinya: Meminta pertolongan kepada orang miskin, (pasti tidak akan mendapatkan apa-apa dari saudara, tuan rumah, dan sebagainya).
208.    Bergantung tiada bertali, bersalai tiada api artinya perempuan yang tidak di beri nafkah, namun tidak juga di ceraikan oleh suaminya.
209.    Bergantung pada akar lapuk atau bergantung pada tali rapuh artinya mengharap suatu pertolongan dari seseorang yang kemungkinan besar tidak akan mampu.
210.    Bergaduk-gaduk diri, saku-saku diterbangkan angin artinya omong besar, suka membual, tetapi kantong kosong tidak berduit.
211.    Berguru dulu sebelum bergurau artinya berusaha bersusah payah dahulu barulah dapat bersenang-senang.
212.    Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kakiBerguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadiArtinya: Jika melakukan sesuatu tidak boleh tanggung-tanggung/setengah-setengah
213.    Berhakim kepada beruk artinya orang yang memutuskan perkara (hakim) sangat tamak sehingga kedua belah pihak yang bersengketa mendapat kerugian.
214.    Berjagung-jagung sementara padi masak artinya berhematlah dahulu sebelum mendapat keuntungan yang besar.
215.    Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah artinya selalu berhati-hati / waspada dalam sebarang pekerjaan / kegiatan agar tidak mendapat kesusahan di belakang hari.
216.    Berjenjang naik, bertangga turun artinya menurut aturan dan urutan yang sewajarnya.
217.    Berkelahi dalam mimpi artinya mempertengkarkan sesuatu yang sudah selesai atau sesuatu yang tidak penting.
218.    Berkelahi dengan perigi akhirnya mati dahaga artinya karena memusuhi orang yang dapat memberikan penghidupan/pertolongan kepada kita, akhirnya hidup kita melarat/sengsara.
219.    Berkepanjangan bagai agamArtinya: Perbuatan (perkataan) yang berlarut-larut.
220.    Berkerat rotan berpatah arang artinya sudah memutuskan hubungan sama sekali.
221.    Berkering air ludah artinya sia-sia saja menasehati/mengajari seseorang yang tidak mau mendengarkan/orang yang keras kepala.
222.    Berlayar bernakhoda, berjalan bernan-tua artinya setiap melakukan pekerjaan/usaha hendaklah menuruti nasihat orang yang lebih berpengalaman.
223.    Bermain air basah, bermain api terbakarArtinya:setiap pekerjaan senantiasa ada untung ruginya.
224.    Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian :Perbuatan yang walaupun terasa berat, namun dapat menghasilkan hasil yang baik di kemudian hari.
225.    Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh artinya:Sesuatu akan berhasil apabila dikerjakan bergotong-royong (bersama-sama).
226.    Bersuluh menjemput api artinya sudah tahu masih bertanya juga.
227.    Bertampuk boleh dijinjing, bertali boleh dieret artinya perjanjian yang sudah dikuatkan dengan syarat dan jaminannya.
228.    Bertanam tebu di bibir artinya mempergunakan kata-kata yang manis dan muluk untuk membujuk.
229.    Bertangkai boleh dijinjing artinya suatu persoalan yang sudah jelas duduk perkaranya.
230.    Bertemu beliung dengan ruyung artinya antara dua orang yang bermusuhan sama-sama kuat, sama-sama gagah.
231.    Bertukar beruk dengan cigak artinya yang menggantikan sama buruknya dengan yang digantikan (pejabat, kepala pemerintahan, dsbnya).
232.    Besar berudu dikubangan, besar buaya dilautan artinya setiap orang berkuasa di wilayahnya masing-masing atau dibidang keahliannya.
233.    Besar kapal besar pula gelombangnya artinya makin tinggi kedudukan / jabatan makin besar pula tanggung jawabnya
234.    Besar kayu, besar bahannya artinya bila penghasilan besar biasanya pengeluarannya juga
235.    Besar pasak daripada tiang artinya lebih besar pengeluaran daripada penghasilan; boros.
236.    Betung ditanam, aur tumbuh artinya hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan.
237.    Biar alah sabung asalkan menang sosok artinya biar kalah asalkan kehormatan tetap terjaga / terpelihara.
238.    Biar badan penat asal hati suka biar badan terasa sakit karena menjalankan suatu pekerjaan, tetapi hati terasa bahagia.
239.    Biar buruk kain dipakai, asal pandai mengambil hatiArtinya: Pakaian yang elok mudah dibeli, tidak demikian halnya dengan budi bahasa yang halus.
240.    Biar dahi berlumpur asal tanduk mengena artinya biarlah bersusah payah asalkan maksud dan tujuan tercapai.
241.    Biar kalah sabung asalkan menang sorak artinya:Biar kalah asal kehormatan tetap terjaga dan terpelihara
242.    Biar lambat asal selamat artinya:Mengutamakan keselamatan dalam mencapai tujuan
243.    Biar jatuh terletak, jangan jatuh terempas artinya kalau berhenti dari pekerjaan/jabatan lebih baik oleh karena permintaan sendiri, jangan menunggu sampai dipecat.
244.    Biarlah buruk, hatinya kasih Artinya: Biar muka buruk, tapi hatinya penuh kasih sayang.
245.    Biarpun kucing naik haji, pulang-pulang mengeong juga artinya kebiasaan turun temurun dari nenek moyang biasanya sukar sekali untuk diubah.
246.    Bibir saya bukan diretak panas artinya:Nasihat atau ramalan yang diberikan biasanya betul.
247.    Biduk lalu kiambang bertaut artinya:Perselisihan antara dua orang bersaudara tidak perlu dicampuri oleh orang lain karena sebentar juga akan berdamai.
248.    Biduk upih, pengayuh bilah artinya tidak mempunyai daya upaya untuk memiliki sesuatu atau mencapai sesuatu maksud.
249.    Binatang tahan palu, manusia tahan kias artinya mengajarkan kepada seseorang itu cukup dengan kiasan, sindiran dan ibarat saja, bukan dengan pukulan.
250.    Bodoh-bodoh sepat, tak makan pancing emas artinya meskipun bodoh tetapi masih dapat memilih mana yang baik untuk dirinya.
251.    Bondong air, bondong ikan artinya kemana arah pemimpin, kesana pulalah arah anak buahnya
252.    Buah jatuh tak jauh dari pohonnya artinya sifat anak tidak jauh dari orangtuanya.
253.    Buah yang manis berulat di dalamnya artinya hati-hati dengan perkataan yang manis biasanya mengandung maksud yang tidak baik.
254.    Bukan air muara yang ditimba, sudah disauk dari hulunya: Bukan hanya merupakan kabar bohong, tetapi berita yang berasal dari sumbernya.
255.    Bukan biji tak mau tumbuh, tapi bumi tak mau terima artinya:Sudah berusaha namun hasil yang diperoleh tidak ada
256.    Bulan naik matahari naik artinya mendapat keuntungan dari mana-mana.
257.    Bulan terang dihutan artinya orang yang berpangkat/berkedudukan tinggi di negeri orang, tidak dilihat oleh sanak keluarganya.
258.    Bumi mana yang tiada kena hujan artinya:Setiap manusia tak luput dari kesalahan
259.    Bungkuk sejengkal tidak terkedang artinya:Tidak mau mendengarkan perkataan orang.
260.    Buruk baik tiada bercerai Artinya: Kesusahan mungkin menimpa pada setiap waktu.
261.    Buruk-buruk bak embacang Artinya: Pengetahuan tak hanya terdapat pada orang yang rupawan saja
262.    Buruk dibuang dengan rundingan, baik ditarik dengan mufakat Artinya: Setiap perkara dapat diselesaikan asal kedua belah pihak mau berunding dan bermusyawarah.
263.    Buruk muka cermin dibelah :Seseorang yang menyalahkan keadaannya yang buruk kepada orang lain, padahal kesalahannya sendirilah yang menyebabkan keadaannya.
264.    Buruk perahu, buruk pangkalanArtinya:Tak sudi lagi menginjak rumah mantan istrinya.
265.    Buruk tak tahu akan hinanyaArtinya: Tidak insaf akan kekurangan diri sendiri.
266.    Burung terbang dipipiskan lada artinya keuntungan belum diperoleh ditangan, sudah dibagi-bagikan.
267.    Busuk berbau, jatuh berdebuk artinya sesuatu yang jahat itu bagaimanapun disembunyikan suatu saat akan ketahuan juga.
268.    Busuk-busuk embacang artinya orang yang tampak dari luar (lahiriah) seperti orang jahat/orang bodoh, namun ternyata hatinya baik/ilmu pengetahuannya tinggi.
269.    Cabik-cabik bulu ayam: dua orang bersaudara bertengkar, tetapi lama kelamaan berbaikan lagi.
270.    Cacat-cacat cempedak, cacat-cacat nak hendak: pura-pura saja mencela padahal dalam hati sudah mau sekali.
271.    Cacing menjadi ular naga: orang kecil menjadi orang besar.
272.    Cadik terkedik, bingung terjual artinya orang yang cerdik saja dapat meleset pendapatnya, apalagi orang yang bodoh - mudahlah ditipu orang lain.
273.    Calak-calak ganti asah, menunggu tukang belum datang: sesuatu yang dipakai untuk sementara saja karena sedang menunggu yang lebih baik diperoleh atau tiba.
274.    Cencang dua segeragai: sekali jalan, dua pekerjaan selesai.
275.    Cencang putus, tusuk tembuk artinya putusan yang mengikat.
276.    Cerdik perempuan melebuhkan, saudagar muda mengutangkan: orang bodoh tidak perlu dipertimbangkan perkataannya.
277.    Cerdik tak membuang kawan, gemuk tak membuang lemak: tidak hanya mengingat kepentingan diri sendiri.
278.    Condong yang akan menimpa: perbuatan yang akan mendatangkan celaka.
279.    Coba-coba bertanam mumbang, siapa tahu jadi kelapa:tetap berusaha walaupun peluang keberhasilan tidaklah besar.
280.    Cium tapak tangan, berbau atau tidak:periksa diri sendiri dahulu sebelum mengkritik orang lain.
281.    Cerdik perempuan melebuhkan, saudagar muda mengutangkan: orang bodoh tidak perlu dipertimbangkan perkataannya.
282.    Dahulu bajak daripada jawi: orang muda yang belum mempunyai pengalaman dijadikan pemimpin orang tua-tua yang berpengalaman.
283.    Dahulu timah sekarang besi: seseorang yang harkat martabat dan kedudukannya turun.
284.    Dalam laut bisa diduga, dalam hati siapa tahu: isi hati seseorang tidak dapat ditebak.
285.    Dangkal telah keseberangan, dalam telah keajukan: telah diketahui benar isi hati atau perangainya
286.    Dapur tidak berasap: miskin sekali.
287.    Dari jung turun ke sampan: turun pangkat, turun derajat, jatuh merek.
288.    Dari telaga yang jernih, tak akan mengalir air yang keruh: orang baik-baik biasanya akan mempunyai keturunan anak yang baik pula
289.    Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah: daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja.
290.    Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang: daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja.
291.    Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri: bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri.
292.    Datang tampak muka, pulang tampak punggung: harus mengikuti tata krama.
293.    Datang tidak berjemput, pulang tidak berantar: tidak dipedulikan; diabaikan saja.
294.    Daunnya jatuh melayang, buahnya jatuh ke pangkal: kalau bukan rezeki maka akan habis begitu saja, tetapi kalau memang rezeki maka akan tinggal terpelihara.
295.    Dekat mencari induk, jauh mencari suku: ketika tempat merantau masih dekat maka yang menjadi saudara adalah orang yang seinduk dengan kita, namun apabila tempat merantau sudah jauh maka orang sesukupun sudah cukup jadi saudara.
296.    Deras datang, deras kena: siapa tak tak sabar (mau cepat-cepat saja) dalam berjual beli atau bertukar barang maka dialah yang akan mendapat kerugian.
297.    Dinding teretas, tangga terpasang: bukti sudah cukup bahwa seseorang berniat jahat.
298.    Dinding sampai ke langit, empang sampai ke seberang:larangan harus tegas supaya ditaati.
299.    Dimandikan dengan air segelukartinya: dipuji tidak pada tempatnya.
300.    Dikati sama berat, diuji sama merah dikatakan pada keadaan seimbang, sederajat tentang pangkat atau kedudukan.
301.    Dikati sama berat, diuji sama merah dikatakan pada keadaan seimbang, sederajat tentang pangkat atau kedudukan.
302.    Dikasih hati minta jantung: orang yang melunjak diberi sedikit tetapi masih meminta lebih.
303.    Di mana tembilang terentak, di situ cendawan tumbuh: bila timbul suatu kesukaran, akan dapat pula akal untuk memecahkannya.
304.    Di mana tak ada lang, akulah lang, kata belalang: kalau tak ada orang yang pandai, orang yang bodohpun mengaku pandai.
305.    Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung: haruslah mengikuti/menghormati adat istiadat di tempat tinggal kita.
306.    Di mana ada kemauan, di sana ada jalan seseorang yang mempunyai niat dan mau berusaha, pasti ada kemudahan jika ada kesulitan yang menghadang.
307.    Diindang tak berantah: tidak ada yang terpilih; semuanya tidak laku karena tidak ada yang baik.
308.    Diindang ditampi beras, dipilih antah satu-satu: betul-betul dipilih untuk mendapatkan yang terbaik, diuji benar, dipilih satu-satu; uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).
309.    Digila beruk berayun: dipermain-mainkan saja oleh perempuan cantik.
310.    Digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang: orang yang mempunyai kekasih masih muda sekali, mau dikawini masih di bawah umur, mau dilepaskan takut diambil orang.
311.    Digantung tak bertali: perempuan yang tidak diberi nafkah, tetapi tidak juga ditalak.
312.    Diganjur surut bagai bertanam: selalu mundur ke belakang
313.    Dibuat karena alah, menjadi murka karena alah: Dikerjakan dengan baik, tetapi disangka orang jelek juga adanya.
314.    Diberi sehasta hendak sedepa: sudah diberi sedikit minta lebih banyak lagi; sangat rakus dan tamak; tidak pernah puas dengan apa yang sudah diperoleh
315.    Diberi kuku hendak mencengkam: diberi sedikit kekuasaan langsung berbuat sewenang-wenang.
316.    Di atas langit masih ada langit:ketika kita merasa hebat atau pandai, jangan lupa bahwa masih ada orang lain yang lebih hebat atau lebih pandai dari kita
317.    Dianjak layu, dibubut mati: sesuatu yang sudah tetap, jangan diubah lagi.
318.    Diam emas, bicara perak:ketika seseorang diam, maka ia akan mendapatkan banyak kebaikan sedangkan ketika berbicara justru salah dan laku tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh lawan bicara
319.    Diam-diam penggali berkarat, diam-diam ubi berisi: diamnya orang bodoh tidak ada gunanya, diamnya orang yang pandai karena berfikir.
320.    Diam di bandar tak meniru, diam di laut asin tidak: tetap saja bodoh; orang yang tidak memanfaatkan kesempatan untuk belajar walaupun tinggal di kota.
321.    Dunia tak selebar daun kelor: jangan cepat berputus-asa karena masih banyak yang lain.
322.    Duduk seperti kucing, melompat seperti harimau: mukanya seperti orang bodoh, ternyata kalau sudah bicara baru tampak bahwa ilmu pengetahuannya tinggi.
323.    Duduk sama rendah, tegak sama tinggi: sejajar dalam martabat atau tingkatnya.
324.    Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarah: selalu waspada.
325.    Duduk berkisar, tegak berpaling: ingkar janji.
326.    Dua kali pisang berbuah: mengalami nasib baik/rezeki lebih dari sekali.
327.    Disisih sebagai antah: tidak boleh ikut campur (karena dianggap hina atau miskin).
328.    Di rumah beraja-raja, di hutan berberuk-beruk: harus dapat menyesuaikan diri dengan tempat tinggal kita.
329.    Esa hilang, dua terbilang: terus berjuang/berusaha dengan gigih sampai tercapai tujuan/cita-cita.
330.    Enggang sama enggang, pipit sama pipit: anak orang besar kawin dengan anak orang besar, orang kecil dengan orang kecil pula.
331.    Enggang lalu, atal jatuh, anak raja mati ditimpanya: orang yang dituduh melakukan suatu kejahatan karena kebetulan berada di tempat kejadian perkara.
332.    Enau sebatang dua sigainya: perempuan yang menduakan suaminya; istri yang berselingkuh.
333.    Enak lauk dikunyah-kunyah, enak kata diperkatakan: perkataan/nasihat yang baik itu seringlah diulang-ulang supaya terpahami dengan baik.
334.    Emping terserak, hari hujan: sangat sial.
335.    Embacang buruk kulit: seseorang yang tampak luarnya/lahirnya seolah-olah tidak baik atau bodoh namun sesungguhnya dia baik hati/pandai sekali.
336.    Elok berarak di hari panas: bersenang-senang/berpesta ria baru pada tempatnya bila orang tersebut mampu melakukannya.
337.    Fajar menyingsing, elang menyongsong: sambutlah hari dengan semangat berusaha/bekerja yang gigih/kuat.
338.    Gabak di hulu tanda akan hujan: suatu hal/huru-hara akan terjadi karena sudah tampak tanda-tanda ke arah sana.
339.    Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak berarti kebenaran seseorang yang jelas ada tidak di bicarakan namun kesalahan yang sangat kecil dibesar-besarkan.
340.    Gajah derum tengah rumah: kedatangan tamu orang besar.
341.    Gajah dialahkan oleh pelanduk: orang besar dapat dikalahkan oleh orang cerdik.
342.    Gajah ditelan ular lidi: anak orang besar jatuh cinta kepada anak orang kecil/rendah.
343.    Gajah mati karena gadingnya: orang sering mendapat kesusahan/kesukaran justru karena kelebihan yang ada padanya.
344.    Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang : Orang meninggal selalu meninggalkan hal hal yang baik maupun buruk yang selalu diingat orang.
345.    Gajah mati tulang setimbun: orang besar/kaya yang meninggal akan meninggalkan banyak harta pusaka.
346.    Gajah sama gajah berjuang, pelanduk mati di tengah-tengah:orang-orang besar berkelahi, orang kecil yang menjadi korbannya.
347.    Gali lubang, tutup lubang: mengambil atau mencari hutang baru untuk membayar hutang yang lama.
348.    Guru kencing berdiri, murid kencing berlari: murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.
349.    Gila di abun Artinya: Mengangankan sesuatu yang tak mungkin tercapai.
350.    Getikkan puru dibibir:perbuatan yang menambah kesukaran pada diri sendiri.
351.    Getah terbangkit kuaran tiba: salah perhitungan/rancangan.
352.    Genting menanti putus, biang menanti tembuk: keadaan yang sudah kritis, misalnya: sebentar lagi pecah perang; sebentar lagi cerai suami-istri.
353.    Geleng serupa cupak hanyut: sombong/angkuh; kalau berjalan tampak benar sikap angkuh dan sombongnya itu.
354.    Geleng bukan, angguk ia: mengangguk untuk menyatakan bukan; yang dikatakan tak sama dengan yang ada dalam hati.
355.    Gayung bersambut, kata berjawab: tak ada pertanyaan/persoalan yang tak dapat dijawab oleh orang arif.
356.    Harum menghilangkan bau: nama yang baik itu menghilangkan kejahatan/kejelekan sebelumnya.
357.    Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang: selagi waktu masih banyak tidak dimanfaatkan, ketika waktu sudah tinggal sedikit barulah kalang-kabut.
358.    Harimau mengaum takkan menangkap: orang yang mengancam lebih dahulu biasanya tidak berbahaya.
359.    Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan: terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.
360.    Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan: terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.
361.    Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada: orang yang tidak memiliki kesabaran.
362.    Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta mata keduanya: percaya kepada anak sendiri bisa jadi tertipu sedikit, namun percaya kepada teman bisa tertipu sama sekali.
363.    Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua: meski jasad manusia sudah tidak berbentuk lagi, jika manusia ini pernah melakukan budi baik maka orang lain pasti masih mengingat budi baiknya itu.
364.    Hampa berat menjadi sekam: karena banyaknya sesuatu yang dimiliki, maka tidak peduli kalau ada yang tersia-sia ataupun yang hilang dari padanya.
365.    Hafal kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh: semua pekerjaan akan menjadi lancar/mahir jika selalu dilakukan berulang kali.
366.    Habis manis sepah dibuang: dibuang setelah tidak dipakai lagi.
367.    Habis beralur, maka beralu-alu: setelah upaya perundingan berkali-kali gagal, barulah boleh mengambil jalan kekerasan.
368.    Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat: adat lama boleh saja tidak dituruti apabila ada kata sepakat (tegal mufakat).
369.    Hati bagai baling-baling: orang yang tak teguh pendiriannya; selalu berubah-ubah.
370.    Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai: ingin mencapai sesuatu, sayangnya syaratnya untuk itu tidak ada atau tidak dipunyai.
371.    Harum seperti malaikat lalu: sangat harum; sangat banyak memakai wewangian.
372.    Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah: hasil yang diperoleh dibagi sama, bila diperoleh banyak maka sama-sama mendapat banyak, bila sedikit maka sama-sama sedikit pula.
373.    Hati gatal, mata digaruk: sangat ingin, tetapi tak mempunyai syarat untuk mendapatkan keinginan tersebut.
374.    Mata gatal , hati digaruk: tidak suka dengan sesuatu yang dilihatnya karena perbutan orang lain terhadapnya, membuat dirinya sakit hati ( merasa tersinggung hatinya ) .
375.    Hemat pangkal kaya: Orang yang selalu berhemat akan menjadi kaya.
376.    Hendak air pancuran terbit Artinya: Yang diperoleh lebih daripada yang dikehendaki.
377.    Hendak menangguk ikan, tertangguk pada batang: mengharapkan keuntungan, namun kerugian yang diperoleh.
378.    Hendak ulam, pucuk menjulai: sangat beruntung; mendapatkan sesuatu lebih dari apa yang diharapkan.
379.    Hidung dicium pipi digigit: kasih sayang semu.
380.    Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah Artinya: Orang yang hidup di suatu tempat harus mematuhi norma yang berlaku di masyarakat.
381.    Hidup enggan mati tak mau: hidup yang sangat menderita, misalnya: melarat karena sangat miskin atau sakit-sakitan terus.
382.    Hidup seperti anjing dengan kucing: Kehidupan yang selalu diisi dengan pertengkaran/perselisihan.
383.    Hidup seperti umang-umang: kehidupan yang sangat miskin.
384.    Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar: orang yang hidup seharusnya saling bantu membantu.
385.    Hilang adat, tegal bermufakat Artinya: Adat lama boleh diubah asal dengan bermufakat.
386.    Hilang di mata di hati jangan: walaupun tempat tinggal sudah berjauhan namun jangan saling melupakan.
387.    Hilang geli oleh gelitik, hilang bisa oleh biasa: mula-mula tidak menyenangkan dan membuat malu, tetapi lama-kelamaan semua perasaan itu lenyap.
388.    Hujan berpohon, panas berasal: segala sesuatu kejadian itu pasti ada sebab musababnya.
389.    Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat: kerja itu harus berangsur-angsur, takkan selalu dapat selesai sekaligus semuanya.
390.    Hujan turun, kambing lari: suatu ungkapan untuk mengakhiri suatu kisah/dongeng.
391.    Hulu malang pangkal celaka: asal-mula kesialan tersebut.
392.    Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita: dalam menjalankan suatu pekerjaan/tugas, orang lain mendapat senangnya, kita sendiri hanya mendapatkan susahnya.
393.    Nasi sama ditanak, kerak dimakan seorang artinya pekerjaan dilakukan bersama-sama, namun keuntungan hanya dinikmati oleh seorang saja.
394.    Orang bersiselam, awak bertimba : artinya orang lain mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, kita sendiri hanya dapat sedikit.
395.    Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai: ingin mencapai sesuatu, sayangnya syaratnya untuk itu tidak ada atau tidak dipunyai.
396.    Inai tertepung, kuku tanggal: sesuatu yang selesai dikerjakan, tetapi ternyata ada kesukarannya.
397.    Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk artinya: semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya
398.    Air yang tenang jangan disangka tak berbuaya: seseorang yang diam tenang jangan dianggap tidak berisi/berilmu.
399.    Jadilah orang pandai bagai padi yang merunduk: Sebagai seorang yang pandai kita harus merasa rendah hati.
400.    Seperti harimau menyembunyikan kuku : artinya orang yan tak mau menyombongkan kelebihannya (kepandaiannya, kekayaannya, dllsbnya).
401.    Ikut hati mati, ikut rasa binasa: orang yang hanya memperturutkan kata hati saja tanpa menggunakan akal fikiran maka dia akan gagal dalam kehidupannya; binasa.
402.    Ikan terkilat jala tiba: orang yang arif dan bijaksana, cepat mengerti akan maksud/duduk perkara orang lain dan cepat pula memberi jawaban/jalan keluarnya dengan tepat.
403.    Ikan biar dapat, serampang jangan pukah: bekerja dengan hati-hati sekali.
404.    Ijuk tidak bersagar, lurah tidak berbatu: tidak mempunyai keluarga yang dipandang; dimalui orang.
405.    Ijuk selembang, tali di situ, keluan di situ: pencaharian tidak mencukupi padahal tanggungan banyak.
406.    Air beriak tanda tak dalam.Mengandung arti: Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
407.    Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.Mengandung arti: Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.
408.    Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.Mengandung arti: Sepandai apapun manusia itu, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
409.    Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang.Mengandung arti: Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, justru orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.
410.    Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.Mengandung arti: Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang pernah dilakukan.
411.    Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.Mengandung arti: Meskipun hidup dalam kemewahan  tetapi terkekang, hati pasti tetap merasa tersiksa juga.
412.    Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang.Mengandung arti: Hanya mau bersama saat sedang senang saja, tak mau tahu saat sedang susah.
413.    Menang jadi arang, kalah jadi abu.Mengandung arti: Kalah atau menang sama-sama menderita.
414.    Ada padang ada belalang, ada air ada pula ikan.Mengandung arti: Dimana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.
415.    Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.Mengandung arti: Seiya sekata dalam semua keadaan.
416.    Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.Mengandung arti: Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.
417.    Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.Mengandung arti: Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
418.    Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.Mengandung arti: Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
419.    Jika kesusahan sudah memuncak, seadanya pertolongan sudah dekat. Mengandung arti: Segala sesuatu pasti ada batasnya, maka bersabarlah menghadapi cobaan.
420.    Mencari umbut dalam batu.Mengandung arti: Melakukan pekerjaan yang sia-sia.
421.    Ada nyawa ada rezeki.Mengandung arti: Selama masih hidup maka seseorang akan tetap mendapat rezeki.
422.    Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang.Mengandung arti: Bila sedang berhadapan bermulut manis, tetapi bila berbelakang… lain perkataannya.
423.    Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.Mengandung arti: Setiap perbuatan jahat pasti ada balasannya.
424.    Adakah air dalam tong itu berkocak, melainkan air yang setengah tong itu juga yang berkocak.Mengandung arti: Orang yang pandai, tidak akan sombong… hanya orang yang bodoh jua yang mau berbuat demikian.
425.    Adakah dari telaga yang jernih mengalir air yang keruh?Mengandung arti: Adakah dari mulut orang yang baik keluar perkataan-perkataan yang keji?
426.    Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan.Mengandung arti: Tabiat yang turun temurun, sukar sekali mengubahnya.
427.    Ayam bertelur di atas padai mati kelaparan.Mengandung arti: Orang yang bersuamikan/beristrikan orang kaya namun hidupnya tetap susah juga. Orang yang menderita di tempat yang berkelimpahan.
428.    Ayam hitam terbang malam.Mengandung arti: Perkara/ persoalan yang gelap, sukar sekali ditelusuri dan diperoleh keterangan.
429.    Ayam putih terbang siang.Mengandung arti: Perkara/ persoalan yang sudah jelas bukti-buktinya.
430.    Badak makan anaknya.Mengandung arti: Laki-laki yang merusakkan anaknya sendiri. membuat aib terhadap keluarga sendiri.
431.    Bagai air di daun talas.Mengandung arti: Ketidakcocokan antara dua orang, seperti air yang ditaruh diatas daun talas akan terpisah.
432.     Bagai aur di atas bukit.Mengandung arti: Sukar disembunyikan oleh sebab mudah sekali dilihat orang.
433.    Bagai ayam bertelur di padi.Mengandung arti: Seseorang yang menyenangi hidup senang dan mewah.
434.    Bagai bara dalam sekam.Mengandung arti: Perbuatan jahat yang tak tampak.
435.    Bagai bulan kesiangan.Mengandung arti: Paras rupa yang pucat (karena sakit ataupun patah hati).
436.    Bagai dirilis dengan sembilu.Mengandung arti: Suasana hati yang sangat pedih/ sakit hati teramat sangat.
437.    Bagai hujan jatuh ke pasir.Mengandung arti: Nasihat yang diberi tidak berbekas. Tidak ada guna berbuat baik kepada orang jahat.
438.    Bagai kacang lupa akan kulitnya.Mengandung arti: Seseorang yang lupa akan asal-usulnya. Terutama seseorang yang berasal dari desa dan pergi ke kota, menjadi kaya atau memiliki jabatan tinggi, dan lupa daratan
439.    Bagai kambing di hela ke air.Mengandung arti: Orang yang sangat enggan melaksanakan pekerjaan yang disuruhkan kepadanya.
440.    Bagai katak dalam tempurung.Mengandung arti: Orang yang wawasannya tidak terlalu luas. Ia tidak tahu situasi lain, selain di sekitar tempatnya berada saja.
441.    Bagai Kerakap diatas batu, hidup segan mati tak mauMengandung arti: Sangat sengsara; hidup melarat.
442.    Bagai kucing tidur dibantal.Mengandung arti: Sangat sejahtera; tidak takut akan kekurangan (rezeki, makanan, dll).
443.    Bagai kuku dengan daging.Mengandung arti: Selalu bersama-sama, dua orang yang tidak dapat terpisahkan (kekasih, sahabat karib, suami-istri).
444.    Bagai makan buah simalakama.Mengandung arti: Keadaan yang serba salah. Biasanya digunakan untuk orang yang sedang menghadapi dua pilihan dan kedua-duanya akan menyebabkan orang tersebut mengalami hal yang buruk.
445.    Bagai membandarkan air ke bukit.Mengandung arti: Mengerjakan sesuatu yang sulit dikerjakan untuk sia-sia.
446.    Bagai mendapat durian runtuh.
447.    Mengandung arti: Mendapatkan sesuatu tanpa disangka-sangka; memperoleh rezeki yang tak disangka.
448.    Bagai musang berbulu ayam.Mengandung arti: Berpura-pura menolong namun niat sebenarnya menjerumuskan.
449.    Cacat-cacat cempedak, cacat-cacat nak hendak.
450.    Mengandung arti: Pura-pura saja mencela padahal dalam hati sudah mau sekali.
451.    Cadik terkedik, bingung terjual.Mengandung arti: Orang yang cerdik saja dapat meleset pendapatnya, apalagi orang yang bodoh – mudahlah ditipu orang lain.
452.    Calak-calak ganti asah, menunggu tukang belum datang.Mengandung arti: Sesuatu yang dipakai untuk sementara saja karena sedang menunggu yang lebih baik diperoleh atau tiba.
453.    Cerdik perempuan melebuhkan, saudagar muda mengutangkan.Mengandung arti: Orang bodoh tidak perlu dipertimbangkan perkataannya.
454.    Cerdik tak membuang kawan, gemuk tak membuang lemak.Mengandung arti: Tidak hanya mengingat kepentingan diri sendiri.
455.    Coba-coba bertanam mumbang, siapa tahu jadi kelapa.Mengandung arti: Tetap berusaha walaupun peluang keberhasilan tidaklah besar.
456.    Dahulu timah sekarangbesi.Mengandung arti: Seseorang yang harkat martabat dan kedudukannya turun.
457.    Dalam laut bisa diduga, dalam hati siapa tahu.Mengandung arti: Isi hati seseorang tidak dapat ditebak.
458.    Dari telaga yang jernih, tak akan mengalir air yang keruh.Mengandung arti: Orang baik-baik biasanya akan mempunyai keturunan anak yang baik pula.
459.    Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah.Mengandung arti: Daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja.
460.    Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang.Mengandung arti: Daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja.
461.    Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu dinegeri sendiri.Mengandung arti: Bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri.
462.    Datang tampak muka, pulang tampak punggung.Mengandung arti: Harus mengikuti tata krama.
463.    Daunnya jatuh melayang, buahnya jatuh ke pangkal.Mengandung arti: Kalau bukan rezeki maka akan habis begitu saja, tetapi kalau memang rezeki makan akan tinggal terpelihara.
464.    Dekat mencari induk, jauh mencari suku.Mengandung arti: Ketika tempat merantau masih dekat maka yang menjadi saudara adalah orang yang seinduk dengan kita, namun apabila tempat merantau sudah jauh maka orang sesukupun sudah cukup jadi saudara.
465.    Diam-diam penggali berkarat, diam-diam ubi berisi.Mengandung arti: Diamnya orang bodoh tidak ada gunanya, diamnya orang yang pandai karena berfikir.
466.    Enak lauk dikunyah-kunyah, enak kata diperkatakan.Mengandung arti: Perkataan/ nasihat yang baik itu seringlah diulang-ulang supaya terpahami dengan baik.
467.    Enggang lalu, atal jatuh, anak raja mati ditimpanya.Mengandung arti: Orang yang dituduh melakukan suatu kejahatan karena kebetulan berada di tempat kejadian perkara.
468.     Esa hilang, dua terbilang.Mengandung arti: Terus berjuang/ berusaha dengan gigih sampai tercapai tujuan/ cita-cita.
469.    Fajar menyingsing, elang menyongsong.Mengandung arti: Sambutlah hari dengan semangat berusaha/ bekerja yang gigih/ kuat.
470.    Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak.Mengandung arti: Kebenaran seseorang yang jelas ada tidak di bicarakan namun kesalahan yang sangat kecil di besar-besarkan.
471.     Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang.Mengandung arti: Orang meninggal selalu meninggalkan hal-hal yang baik maupun buruk yang selalu diingat orang.
472.    Gajah sama gajah berjuang, pelanduk mati di tengah-tengah.Mengandung arti: Orang-orang besar berkelahi, orang-orang kecil yang menjadi korbannya.
473.    Gali lubang, tutup lubang.Mengandung arti: Mengambil atau mencari hutang baru untuk membayar hutang yang lama.
474.    Gayung bersambut, kata berjawab.Mengandung arti: Tak ada pertanyaan/ persoalan yang tak dapat dijawab oleh orang arif.
475.    Guru kencing berdiri, murid kecing berlari.Mengandung arti: Murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.
476.    Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat.Mengandung arti: Adat lama boleh saja tidak dituruti apabila ada kata sepakat (tegal mufakat).
477.     Habis manis sepah dibuang.Mengandung arti: Sesuatu disimpan pada saat diperlukan saja, dan dibuang jika tidak diperlukan lagi.
478.     Hafal kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh.Mengandung arti: Semua pekerjaan akan menjadi lancar/ mahir jika selalu dilakukan berulang kali.
479.    Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua.Mengandung arti: Meski jasad manusia sudah tidak berbentuk lagi, jika manusia ini pernah melakukan budi baik maka orang lain pasti masih mengingat budi baiknya itu.
480.    Harap pada yang ada, cepas pada yang tidak ada.Mengandung arti: Orang yang tidak memiliki kesabaran.
481.    Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan.Mengandung arti: Terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.
482.    Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang.Mengandung arti: Selagi waktu masih banyak tidak dimanfaatkan, ketika waktu sudah tinggal sedikit barulah kalang-kabut.
483.    Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan taksampai. Mengandung arti: Ingin mencapai sesuatu, sayangnya syaratnya untuk itu tidak ada atau tidak dipunyai.
484.    Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk.Mengandung arti: Semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya.
485.    Jalan diasak orang menggalas.Mengandung arti: Adat istiadat kita diubah oleh pendatang/ orang asing.
486.    Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasai.Mengandung arti: Orang yang banyak merantau banyak pula pengalaman/ pengetahuannya.
487.    Jauh di mata, dekat di hati.Mengandung arti: Walaupun tidak bertemu karena dipisahkan oleh jarak namun dihati tetap terkenang/ teringat selalu.
488.    Jika air orang disauk, ranting orang dipatahm adat orang diturut.Mengandung arti: Jika berdiam di suatu tempat, hendaklah adat istiadat orang di tempat itu dituruti.
489.    Tak ada rotan, akar pun berguna.Mengandung arti: Bila tak ada sesuatu yang baik, yang kurang baik pun dapat dipergunakan
490.    Jika takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai.Mengandung arti: Jangan takut akan resiko/ bahaya, jangan kerjakan pekerjaan yang sia-sia/ berbahaya.
491.    Jinak-jinak merpati, sudah dekat terbanglah dia.Mengandung arti: Tampaknya mudah untuk didekati, ternyata sukar.
492.    Nyamuk mati gatal tak lepas.Mengandung arti: Orang yang didendami sudah dijatuhi hukuman, namun dendam terhadapnya tidak juga hilang.
493.    Ombak yang kecil jangan diabaikan.Mengandung arti: Jangan memandang enteng atau meremehkan hal-hal yang kecil, karena sering menimbulkan bahaya atau kesukaran di kemudian hari.
494.    Ombaknya kedengaran tapi pasirnya belum kelihatan.Mengandung arti: Keharuman namaseseorang sudah diketahui tapi hasil kerjanya belum lagi tampak.
495.    Orang haus diberi air, orang mengantuk disorongkan bantal.Mengandung arti: Orang yang dalam kesengsaraan, mendapatkan pertolongan.
496.    Orang muda menanggung rindu, orang tua menaggung ragam.Mengandung arti: Menjadi orang tua harus senantiasa sabar.
497.    Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.Mengandung arti: Pemerintah yang adil akan dipatuhi, pemerintah yang sewenang-wenang akan dilawan.
498.     Umur baru setahun jagung, darah baru setampuk pinang.Mengandung arti: Masih sangat muda dan miskin dalam pengalaman.
499.    Untuk sepanjang jalan, malang sekejap mata.Mengandung arti: Kecelakaan itu dapat saja datang setiap saat, itu sebabnya harus tetap berhati-hati.
500.    Untung tak dapati diraih, malang tak dapat ditolak.Mengandung arti: Kehidupan di depan adalah rahasia Allah, untung maupun malang sering datang tiba-tiba tanpa disangka.
501.    Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati.Mengandung arti: Lebih baik berhutangkan  barang daripada termakan budi orang, karena utang budi sukar sekali membayarnya.
502.    Yang dijolok tidak dapat, penjolok tinggal diatas. Keuntungan yang diharapkan tidak dapat, modal usaha juga ikut hilang/ habis.Mengandung arti: Keuntungan yang diharapkan tidak dapat, modal usaha juga ikut hilang/ habis.
503.    Yang dikandung berceceran, yang dicari tiada dapat.Mengandung arti: Yang dimiliki disia-siakan demi menejar sesuatu yang belum pasti diperoleh, akhirnya yang manapun tidak dapat; rugi semua.
504.    Yang dipandang rupa, yang dimakan rasa.Mengandung arti: Maksud yang baik itu hendaklah disampaikan dengan baik pula, karena bila cara penyampaiannya kurang baik maka yang dimaksud sering tidak tercapai.
505.    Yang hampa biar terbang, yang bernas biar tinggal.Mengandung arti: Yang baik/ bagus/ halal biarlah tetap tinggal, yang buruk/ jelek/ haram biarlah pergi.
506.    Yang menabur angin, akan menuai badai.Mengandung arti: Dia yang berbuat, dia pula yang terkena akibat.
507.    Yang secupak tak kan jadi segantang.Mengandung arti: Nasib/ rezeki/ usia yang sudah ditetapkan Allah tak kan dapat diubah lagi.
508.    Jerat serupa jerami: mengambil keuntungan pada saat orang beroleh kesukaran.
509.    Jerih menentang laba: jika orang mau bersusah payah terlebih dahulu, pasti ada imbalan yang akan diharapkan.
510.    Jerat halus kelindan sutera: tipu muslihat yang sangat halus.
511.    Jemuran terkekar, ayam tiba:mujur sekali.
512.    Jelatang di hulu air: sesuatu yang selalu menyusahkan saja.
513.    Jawi hitam banyak tingkah: orang yang cerewet.
514.    Jauh panggang dari api: jawaban yang diberikan sangat meleset.
515.    Jauh di mata, dekat di hati: walaupun tidak bertemu karena dipisahkan oleh jarak namun di hati tetap terkenang/teringat selalu.
516.    Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasai: orang yang banyak merantau banyak pula pengalaman/pengetahuannya.
517.    Jatuh ke tilam empuk: orang besar/kaya walaupun sudah diberhentikan dari jabatannya/pekerjaannya, hidupnya tidak begitu melarat.
518.    Janji sampai, sukatan penuh: sudah sampai ajalnya.
519.    Jangat liat kurang panggang:tak dapat diajar karena sangat keras kepala.
520.    Jangan didengarkan siul ular:jangan pedulikan tipu daya musuh.
521.    Jalan raya titian batu: adat istiadat yang lazim sejak dahulu.
522.    Jalan diasak orang menggalas:adat istiadat kita diubah oleh pendatang/orang asing.
523.    Jagung tua tak hendak masak: bagai menyekolahkan anak yang nakal dan bodoh, uang orang tua habis, anak tak pernah lulus.
524.    Jadilah orang pandai bagai padi yang merunduk: Sebagai seorang yang pandai kita harus merasa rendah hati.
525.    Jadi abu arang Artinya: Sudah usang atau basi (tentang pembicaraan dan sebagainya).
526.    Jika air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut: jika berdiam di suatu tempat, hendaklah adat istiadat orang di tempat itu dituruti.
527.    Jika keruh dihulu, tak dapat tidak dihilir keruh juga: jika perkara dari awal sudah penuh dengan kecurangan maka akhirnya tidak akan selamat juga.
528.    Jika tak ada rotan, akar pun berguna: Bila tak ada sesuatu yang baik, yang kurang baik pun dapat dipergunakan.
529.    Jika takut dilanggar batang, jangan duduk di kepala pulau: jikalau takut akan risiko/bahaya, jangan kerjakan pekerjaan yang sia-sia/berbahaya.
530.    Jika takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai: jikalau takut akan risiko/bahaya, jangan kerjakan pekerjaan yang sia-sia/berbahaya.
531.    Jinak-jinak merpati, sudah dekat terbanglah dia: tampaknya mudah untuk didekati, ternyata sukar.
532.    Jual emas beli intan: maju setingkat.
533.    Jung pecah hiu kenyang: dalam suatu negeri yang tidak mempunyai pemerintahan yang baik dan kuat, atau dalam negeri yang timbul huru-hara, maka orang-orang jahat akan mengambil keuntungan dari suasana tersebut.
534.    Jung satu nakhoda dua: sebuah perusahaan/jawatan/organisasi yang mempunyai dua pimpinan akan menghasilkan hal yang tidak baik.
535.    Kail sebentuk, umpan seekor, sekali putus sehari hanyut artinya bila mengerjakan sesuatu tanpa mempertimbangkan hal-hal lain, tidak akan mendatangkan hasil.
536.    Kail sejengkal janganlah menduga dalam lautan : artinya kalau ilmu pengetahuan masih sedikit janganlah coba berlawanan dengan orang pandai.
537.    Kain basah kering di pinggang : artinya sangat miskin (sehingga pakaian hanya satu-satunya yang melilit di tubuh).
538.    Kacang lupa akan kulitnya : seseorang yang lupa akan asal-usulnya. Terutama ini biasanya digunakan bagi seseorang yang berasal dari kampung atau desa dan pergi ke kota menjadi kaya atau memiliki jabatan tinggi dan lupa daratan.
539.    Kain dalam acar dikutip cuci ia hendak ke longkang lagi Artinya: Sesuatu yang tidak dapat diperbaiki lagi (tentang akhlak wanita pelacur).
540.    Kain ditangkap maka duduk : artinya sangat miskin (sehingga kain yang dipakaipun tak mencukupi untuk menutup tubuh).
541.    Kain lama dicampak buang, kain baru pula dicari : artinya menceraikan istri tua, mencari istri muda.
542.    Kain pendinding miang, uang pendinding malu : artinya uang gunanya untuk penjaga kehormatan.
543.    Kaki naik kepala turun : artinya sangat sibuk sekali.
544.    Kaki tertarung inai padahannya, mulut terdorong emas padahannya : artinya harus berani menanggung akibat perbuatan atau janji sendiri.
545.    Menang jadi arang, kalah jadi abu: dalam pertengkaran, menang atau kalah sama-sama menderita kerugian.
546.    Kalah membeli, menang memakai: artinya membeli barang dengan harga yang mahal tidak menjadi soal asalkan kualitas barang tersebut bagus dan bertahan lama.
547.    Kalau di hutan tak ada singa, beruk rabun bisa menjadi raja artinya kalau tak ada orang yang pandai, maka orang bodohpun dianggap pandai.
548.    Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga : artinya kalau belum mempunyai banyak ilmu pengetahuan / pengalaman jangan dicoba berlawanan dengan orang yang pandai.
549.    Kalau kaki sudah terlangkahkan, pantang dihela surut : artinya kalau sudah terlanjur, jangan berhenti sampai disitu saja.
550.    Kalau kena tampar, biar dengan tangan yang bercincin : artinya tidak masalah bila kena marah oleh orang yang tinggi jabatannya atau bangsanya.
551.    Kalau kena tendang, biar dengan kaki yang berkasut : artinya tidak masalah bila dimarahi oleh orang yang tinggi jabatannya / bangsanya.
552.    Kalau mandi biarlah basah : artinya kalau mengerjakan sesuatu pekerjaan hendaknya sampai selesai, jangan setengah setengah.
553.    Kalau pandai mencencang akar, mati lalu ke puncaknya: bila dapat menguasai pimpinannya, anak buahnya tak akan berdaya lagi.
554.    Kalau sorak dahulu daripada tohok, tidak mati babi : artinya biasanya bila telah bergembira ria sebelum menang, akhirnya tidak jadi menang.
555.    Kalau tak ada angin bertiup, takkan pokok bergoyang : artinya jika tidak ada sebabnya, maka tak akan sesuatu itu terjadi.
556.    Kalau tak ingin terlimbur pasang, jangan berumah di tepi laut : artinya kalau tidak ingin mendapat celaka / risiko, jangan lakukan pekerjaan yang berbahaya / sia-sia.
557.    Kalau tidak berada-ada takkan tempua bersarang rendah Artinya: Tentu ada maksud tersembunyi seseorang berlaku secara luar biasa.
558.    Kapal besar ditunda jongkong - atasan yang menurut saja diatur oleh bawahannya.
559.    Kapal satu nakhoda dua : artinya 1. perusahaan / organisasi dikendalikan oleh dua pimpinan; 2. dualisme.
560.    Karam berdua, basah seorang : artinya kesalahan yang dilakukan bersama, akibatnya hanya ditimpakan pada seorang saja.
561.    Karam di laut boleh ditimba, karam di hati bilakah sudah : artinya perasaan sedih karena kehilangan kekasih sangat sukar untuk dihilangkan.
562.    Karam sambal oleh belacan : artinya dirugikan oleh orang yang sebenarnya diharapkan menjadi pelindung.
563.    Karena mata buta, karena hati mati : artinya badan menjadi celaka oleh sebab dorongan hawa nafsu yang tidak terkendalikan.
564.    Karena mulut badan binasa : artinya 1. menjadi celaka oleh tidak pandai menjaga perkataannya; 2. rahasia pribadi terbongkar oleh karena mulut sendiri.
565.    Karena nila setitik, rusak susu sebelanga:hanya karena kesalahan kecil yang nampak tiada artinya seluruh persoalan menjadi kacau dan berantakan.
566.    Kata banyak, kata bergalau: kata orang ramai itu kacau saja, tidak dapat dipegang benar.
567.    Ke gunung sama mendaki, ke lurah sama menurun:Bersama di masa baik dan buruk.
568.    Kebesaran air:Tak tahu apa yang diperbuat.
569.    Kecil-kecil anak, sudah besar menjadi onak artinya saat kecil bertingkah laku manis, saat besar bertingkah laku jelek.
570.    Kecil-kecil lada padi atau Kecil-kecil lada api artinya biarpun kecil namun berani; biar orang kecil tetapi mempunyai kemampuan besar untuk hal tertentu.
571.    Keluar mulut harimau, masuk mulut buaya: Untuk menggambarkan seseorang yang baru saja keluar dari situasi genting hanya untuk mendapatkan ke lain situasi genting.
572.    Kepala boleh panas, tetapi hati harus tetap dingin:Sebuah perselisihan hanya bisa diselesaikan dengan mendiskusikan masalah secara terbuka dan tenang.
573.    Kepala sama hitam, isi hati siapa tahu:Sebuah cara berpikir yang berbeda pada setiap orang.
574.    Ketika ada sama dimakan, waktu tak ada sama ditahan: bahagia atau menderita selalu dialami bersama-sama.
575.    Ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakanArtinya:Uang tabungan janganlah dihambur-hamburkan, agar kelak tidak menderita kesusahan sendiri.
576.    Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu:Orang-orang mengatakan itu untuk menyiratkan seseorang yang tahu lebih banyak daripada membiarkan.
577.    Lain di mulut lain di hati artinya: Perkataan seseorang yang diucapkan di mulut tetapi lain di hatinya
578.    Lain biduk, lain digalang artinya: jawaban atau ikhtiar yang tak sesuai dengan maksud pertanyaan
579.    Lain gatal, lain yang digaruk : artinya lain yang berbuat salah, lain pula yang dituduh (tertuduh bukan yang berbuat salah).
580.    Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya , artinya: setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda;
581.    Laki pulang kelaparan, dagang lalu ditanakkan artinya: suami sendiri dibiarkan kelaparan, orang asing / orang lain diberi makan
582.    Laksana apung-apung di tengah laut, dipukul ombak hanyut ke tepi : perihal kedudukan yang belum mantap.
583.    Laksana garam dengan asam artinya cocok sekali, seia sekata.
584.    Lalu jarum, lalu kelindan : jika pekerjaan pembuka jalan telah berhasil, maka yang lain-lain juga akan segera berhasil
585.    Lancar kaji karena diulang, lancar jalan karena ditempuh : semua pekerjaan akan menjadi lancar dan menjadi mahir apabila diulang-ulang
586.    Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bercermin bangkai: daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati.
587.    Lebih baik satu burung di tangan dari pada sepuluh burung di pohon Artinya lebih memiliki barang, walau sedikit tetapi pasti. Dibandingkan dengan barang banyak tetapi tidak pasti.
588.    Lembah juga yang dituruti air artinya orang yang kaya juga yang bertambah kaya.
589.    Lembu dongkol hendak menyondol artinya mengancam namun tak mempunyai kekuatan.
590.    Lempar batu sembunyi tangan artinya: pengecut
591.    Lepas dari mulut harimau, masuk kedalam mulut buaya artinya:luput dari satu bahaya, jatuh kembali ke bahaya yang lain
592.    Lewat dari manis, masam; lewat dari harum, busuk artinya pada awalnya saling berkasih-kasihan, lama-lama selalu bertengkar.
593.    Lidah bercabang bagai biawak artinya: orang yang tidak jujur
594.    Lidah lebih tajam daripada pedang artinya segala perkataan yang kita keluarkan haruslah hati-hati agar tidak merugikan diri sendiri.
595.    Lidah tak bertulang artinya: manusia sangat mudah untuk berbohong/mengumbar janji.
596.    Lonjak seperti labu dibenam artinya lenggang seseorang yang menunjukkan kesombongannya.
597.    Lubuk akal tepian ilmu : artinya orang yang pandai tempat kita bertanya.
598.    Lubuk akal tepian ilmu artinya orang yang pandai tempat kita bertanya.
599.    Luka boleh sembuh, parutnya tinggal juga : artinya permusuhan boleh hilang karena berdamai, namun hati yang disakiti sangat sukar mengobati / melupakannya.
600.    Luka di kaki, sakit seluruh badan : artinya seorang yang disakiti / dihina maka yang merasakan adalah seluruh keluarga / sanak saudara.
601.    Luka di tangan karena pisau, luka di hati karena kata : artinya berhati-hatilah dalam berkata=kata, karena dapat melukai perasaan orang lain.
602.    Lunak gigi daripada lidah artinya: sangat lemah lembut; sangat merendahkan diri.
603.    Mahal tak dapat dibeli, murah tak dapat diminta; perihal sesuatu yang sulit diperoleh.
604.    ain api hangus, main air basah: setiap melakukan pekerjaan pasti ada resikonya.
605.    Majelis-majelis udang, tahi di kepala : artinya orang yang sombong tetapi banyak kekurangannya.
606.    Makan bubur panas-panas : artinya karena terlalu terburu-buru / gegabah akhirnya merugi / kecewa.
607.    Makan hati berulam jantung : artinya suasana hati sangat sedih; seperti orang tua melihat kelakuan anaknya yang buruk yang sukar diperbaiki.
608.    Makan upas berulam racun : dikatakan kepada orang yang berada dalam kesusahan dan dukacita karena berada dalam marabahaya.
609.    Makanan enggang takkan menjadi makanan pipit :Anak orang besar / kaya akan susah untuk diperistri oleh orang biasa / miskin;
610.    Makanan sudah tersedia, jamu belum juga datang : artinya anak gadis sudah besar / dewasa namun belum juga ada orang yang datang untuk melamar / meminangnya.
611.    Makin murah, makin ditawar artinya tak pernah puas dengan pemberian orang, selalu mau lebih banyak lagi.
612.    Maksud bagai maksud manau : artinya sesuatu yang tak mungkin tercapai bagaimanapun kita menghendakinya.
613.    Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Cita-cita tinggi, tetapi tidak ada daya upaya untuk mencapainya
614.    Malang bagai ayam, padi masak makan kehutan : artinya sangat kecewa; keuntungan yang diharap-harap ternyata tidak diperoleh.
615.    Malu berdayung, hanyut serantau : artinya 1. malu yang tidak pada tempatnya akhirnya akan merugikan diri sendiri; 2. malas berusaha maka susah dalam kehidupan di belakang hari.
616.    Malu bertanya, sesat di jalan : artinya segan bertanya berarti kita akan rugi sendiri karena persoalan yang dihadapi tidak ditemukan jalan keluarnya.
617.    Maling teriak maling : kesalahan seseorang yang dilimpahkan kepada orang lain.
618.    Mancit satu, gada seratus : artinya musuh terlalu banyak maka akhirnya akan binasa / kalah juga
619.    Mandi dengan air secupak : artinya: pekerjaan yang tanggung-tanggung
620.    Mandi di air kiambang, pelak lepas gatalpun datang : artinya beroleh sesuatu yang berguna, tetapi kelak di kemudian hari lebih menyiksa / menyengsarakan.
621.    Mati dicatuk katak : artinya orang besar / kaya / pejabat yang dikalahkan oleh orang kecil / miskin / rakyat biasa.
622.    Mati anak berkalang bapak, mati bapak berkalang anak : artinya sudah sewajarnyalah untuk saling tolong menolong.
623.    Matahari itu bolehlah ditutup dengan nyiru : artinya apakah suatu kebenaran yang sudah nyata itu dapat ditutup-tutupi ?
624.    Masuk tiga, keluar empat artinya boros sekali.
625.    Masuk tak genap, keluar tak ganjil :orang yang tak masuk hitungan, tidak penting.
626.    Masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau menguak artinya harus dapat menyesuaikan diri / mengetahui adat istiadat tempat orang yang kita datangi.
627.    Masakan ada ayam memantangkan jemuran : artinya tidak ada satupun orang yang tidak ingin untung / menolak keuntungan.
628.    Masak malam, mentah pagi : artinya: sesuatu yang sudah diputuskan, sebentar lagi diubah
629.    Masak diluar, mentah didalam : artinya kelihatan dari tampak luar seperti orang baik-baik, padahal kenyataannya tidak demikian.
630.    Mara jangan dipukat, rezeki jangan ditolak : artinya janganlah menghadang bahaya karena dengan sengaja mengerjakan pekerjaan yang berbahaya.
631.    Manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya : artinya manusia yang berakal berbudi itu mempunyai pandangan yang lebih jauh dan lebih luas, sedangkan yang tidak berakal hanya memikirkan kepuasan sesaat / mementingkan kekayaan pribadi saja tanpa memikirkan dampaknya di kemudian hari.
632.    Manusia merencanakan, Tuhan menentukan : artinya manusia dapat berusaha sekuat tenaga sedaya upaya namun soal hasilnya Tuhan yang sebetulnya menentukan.
633.    Manis jangan lekas ditelan, pahit jangan lekas dimuntahkan : artinya kata-kata manis / sanjungan dan pujian jangan cepat dipercayai sebaliknya kata-kata keras / kritik jangan cepat ditolak sebab biasanya bermaksud baik.
634.    Manikam sudah menjadi sekam : artinya sesuatu yang berubah menjadi tidak berguna lagi.
635.    Mandi sedirus : artinya beroleh pujian yang belum pada tempatnya / waktunya.
636.    Mati-mati minyak biarlah licin : artinya kalau mengerjakan pekerjaan jangan kepalang tanggung, kerjakan sampai selesai.
637.    Mati-mati berdawat biarlah hitam, mati-mati mandi biarlah basah : artinya kalau mengerjakan sesuatu jangan kepalang tanggung, kerjakanlah sampai selesai.
638.    Mati takkan menyesal, luka takkan menyiuk : artinya sudah berketetapan hati untuk melakukan pekerjaan tersebut, apapun yang terjadi di belakang hari tidak akan menyesal lagi.
639.    Mati seladang : dikatakan kepada pasangan suami istri yang rukun dan setia sampai ajal tiba.
640.    Mati satu tumbuh seribu artinya adalah segala sesuatu yg telah hilang, selalu ada gantinya.
641.    Mati rusa karena tanduknya : artinya seseorang acap kali mendapat celaka justru dari kelebihan yang dipunyainya.
642.    Mati rusa karena jejaknya : artinya orang akan beroleh celaka / sengsara akibat perbuatannya dimasa lalu.
643.    Mati ikan karena umpan, mati saya karena budi : artinya orang dapat saja terbujuk kata manis / rayuan hingga beroleh celaka.
644.    Mati harimau meninggalkan belang, mati gajah meninggalkan gading : seorang manusia terutama diingat jasa-jasanya atau kesalahan-kesalahannya. Perbuatannya ini, baik maupun buruk akan tetap dikenal meskipun seseorang sudah tiada lagi.
645.    Mati harimau karena belangnya, mati kesturi karena baunya : artinya orang kerap kali mendapat kesulitan justru akibat kelebuhan yang dimilikinya.
646.    Meletakkan api dibubungan : artinya melakukan pekerjaan yang membahayakan.
647.    Membubuhkan arang dimuka orang : artinya membari malu / membongkar aib nama seseorang di depan orang lain.
648.    Membeli kerbau bertuntun : artinya tertipu karena kurang periksa terlebih dahulu;
649.    Membawa garam ke laut : artinya melakukan pekerjaan yang sia-sia, tak ada gunanya
650.    Membasuh muka dengan air liur : artinya berusaha memperbaiki kesalahan dengan perbuatan yang justru menambah kesalahan lagi.
651.    Memasukkan minyak ke api : artinya menghasut dua orang / pihak yang bertengkar / berperkara, agar pertengkarannya semakin menjadi-jadi.
652.    Lidah tak bertulang artinya: manusia sangat mudah untuk berbohong/mengumbar janji.
653.    Memancing di air keruh: mengambil kesempatan pada sebuah peristiwa yang kalut atau menyedihkan. Menggunakan kesempatan yang tidak pada tempatnya.
654.    Memakan habis-habis, menyuruk hilang-hilang : artinya jika mempunyai suatu rahasia, pandai-pandailah menyimpannya agar tidak terbongkar rahasia tersebut.
655.    Memahat dalam garis : artinya mengerjakan sesuatu itu haruslah menurut aturannya.
656.    Memagar kelapa condong : artinya: kita yang memelihara, orang lain yang memetik hasilnya
657.    Mencari jejak diair : artinya melakukan pekerjaan yang sangat sukar, hampir sia-sia saja untuk dilakukan.
658.    Mencabut harus dengan akar-akarnya: Membasmi kejahatan hendaknya sampai tuntas.
659.    Mencabik baju didada : artinya membuat malu pada diri sendiri atau pada anggota keluarga lainnya.
660.    Menari di ladang orang : artinya bersenang-senang dengan harta milik orang lain
661.    Menanak semua beras artinya : memperlihatkan semua kepandaiannya
662.    Menaikkan air ke gurun : artinya melakukan pekerjaan yang sukar sekali, seperti mengajari orang dungu.
663.    Menahan jerat ditempat genting : artinya mengambil keuntungan pada saat orang lain mendapat kesukaran.
664.    Menang jadi arang, kalah jadi abu: dalam pertengkaran, menang atau kalah sama-sama menderita kerugian.
665.    Menangguk di air keruh: memanfaatkan situasi/keadaan yang lagi kacau untuk mencari keuntungan pribadi.
666.    Menabur bijan ke tasik : artinya sia-sia saja memberi fatwa / nasihat kepada orang yang bebal / dungu.
667.    Mempertajam sanding : artinya memperbasar peselisihan antara dua belah pihak yang bersengketa.
668.    Mencari umbut di batu : artinya pekerjaan yang sia-sia; mengerjakan pekerjaan yang pasti takkan berhasil.
669.    Mencari jarum di tumpukan jerami' : artinya melakukan pekerjaan yang sangat sukar, hampir sia-sia saja untuk dilakukan.
670.    Mencari yang sehasta sejengkal : artinya menyelidiki tentang jauh dekatnya hubungan keluarga.
671.    Mencencang berlandasan, melompat bersitumpu : artinya jika hendak melakukan sesuatu pekerjaan sediakan / perhatikan terlebih dahulu syarat-syaratnya.
672.    Mencencang memampas, membunuh membangun : artinya yang bersalah harus dihukum setimpal dengan perbuatannya.
673.    Mencoreng arang di muka sendiri :melakukan sesuatu perbuatan yang memalukan nama baik sendiri.
674.    Mencubit paha sendiri barulah paha orang : artinya rasakan sendiri sakitnya sebelum menyakiti orang lain.
675.    Mendapat pisang terkubak : artinya sangat beruntung; mendapat keuntungan besar tanpa harus bersusah payah.
676.    Menanti kucing bertanduk artinya menunggu sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
677.    Menebas buluh serumpun - mengambil menantu dari dalam lingkungan keluarga sendiri
678.    Menepak nyamuk menjadi daki artinya melawan orang yang lemah tak akan mendapat nama baik, justru sebaliknya.
679.    Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri: bila berbuat sesuatu yang jahat, perkara itu akan terkena kembali kepada kita sendiri.
680.    Menerka ayam dalam telur : artinya pekerjaan yang mustahil, sia-sia saja dikerjakan.
681.    Mengabui mata orang: menipu atau memperbodoh orang.
682.    Mengadu nasib Artinya: Mengadu untung.
683.    Mengadu tuntung jarumArtinya: Menyatukan pikiran cerdik pandai itu sangat susah.
684.    Mengadu petah lidahArtinya: Mengadu kepandaian berdebat.
685.    Mengadu ujung jarumArtinya: Perdebatan dua orang yang sama-sama pandai, sama-sama mempunyai ilmu sehingga sulit menemukan titik temu sesulit mempertemukan 2 ujung jarum
686.    Mengadu ujung penjahitArtinya: Mengasah pikiran cerdik pandai.
687.    Mengambil puntung pemukul kepala : artinya menolong orang lain dengan risiko akan merugikan diri sendiri.
688.    Menggantang anak ayam : artinya melakukan pekerjaan dengan tingkat kesulitan sangat tinggi, hampir sia-sia saja untuk dikerjakan.
689.    Menggantang asap: melakukan perbuatan yang sia-sia atau bisa juga berarti berangan-angan yang hampa.
690.    Menggenggam erat, membuhul mati : memegang teguh perjanjian / rahasia.
691.    Menggenggam tak tiris : dikatakan kepada orang yang sangat pelit kikir, bakhil.
692.    Mengharapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan : mengharapkan keuntungan yang besar yang belum pasti, yang sudah dimiliki dibuang-buang / disia-siakan, sehingga akhirnya tidak punya apa-apa.
693.    Mengharapkan hujan turun, air di tempayan ditumpahkan artinya terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang ditangan disia-siakan.
694.    Menghendaki kuda bertanduk : artinya mengharapkan akan sesuatu yang tidak ada; harapan hampa.
695.    Menjemur sementara hari panas : artinya mengerjakan sesuatu hendaknya pada waktu yang tepat.
696.    Menjentik puru di bibir : artinya benci kepada anak atau istri, semakin dibenci semakin menyusahkan saja.
697.    Menjilat ludah di lantai:seseorang yang menarik kembali pernyataannya (membatalkan perjanjian) baik karena terpaksa maupun karena kebiasaan.
698.    Menjilat air liur sendiri artinya: meminta kembali hal atau barang yang telah diberikan kepada orang lain
699.    Menjerit bagai kucing biang : dikatakan kepada perempuan gatal / perempuan nakal.
700.    Menjual petai hampa : artinya hanya omong kosong belaka; membual saja.
701.    Menjunjung uban : sudah tua; rambut di kepala sudah putih semua
702.    Melanting menuju tampuk : artinya tiap-tiap usaha pasti ada maksud dan tujuannya.
703.    Serigala berbulu domba: tampang bodoh, baik dan penurut tetapi sebenarnya curang, jahat dan kejam.
704.    Menunggu ara hanyut : artinya mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin, sehingga sia-sia saja.
705.    Menunjukkan ilmu kepada orang menetek : artinya nasihat yang baik menjadi tidak berguna bagi orang yang tidak mau mendengar / mempergunakan nasihat tersebut.
706.    Sambil menyelam minum air mengerjakan suatu pekerjaan, dapat pula menyelesaikan pekerjaan atau masalah yang lain.
707.    Menyelam tertumus seperti babi : artinya: mengusahakan diri tampak bersih namun kiranya tambah berdaki
708.    Merajuk air diruang, hendak karam ditimba juga : artinya menyesali perbuatan anak kita sendiri, namun tak sampai hati melihatnya hidup melarat.
709.    Merak mengigal di hutan – berpangkat besar dan tinggi kedudukan di negeri orang, tidak dirasakan dan tidak tampak oleh sanak saudara.
710.    Merdeka atau mati: Kita harus berjuang untuk kebebasan kita selama itu dibutuhkan, dan kami tidak akan keberatan kematian berikut perjuangan kami untuk kemerdekaan.
711.    Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak : artinya nasib itu tak dapat diubah sebelumnya oleh karena nasib adalah rahasia Allah bagi manusia
712.    Mulut bau madu, pantat bau sengat : artinya: lain yang diucapkan, lain pula didalam hatinya
713.    Mulut bicara, badan binasa artinya: orang banyak bicara tapi faktanya tidak dapat dibuktikan dengan kebenaran. (mulutnya tidak bisa dijaga)
714.    Mulut kapuk dapat ditutup : artinya jangan pernah percayakan rahasia kepada orang lain, karena mulut orang tak dapat ditutup (kalau bantal robek kapuk keluar masih dapat dijahit untuk ditutup sobekannya).
715.    Mulut manis kucandan murah artinya: orang yang lemah lembut, baik tutur sapanya, dan berbudi pekerti.
716.    Mulut manis mematahkan tulang : artinya kata-kata yang lemah lembut dapat menundukkan orang.
717.    Mulutmu harimaumu artinya segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak dipikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri.
718.    Mumbang ditebuk tupai : artinya anak gadis sudah tidak perawan lagi.
719.    Murah di mulut, mahal di timbangan : artinya mudah berjanji namun jarang sekali menepati janjinya.
720.    Musang berbulu ayam : orang jahat yang berpura-pura baik
721.    Musuh dalam selimut: orang terdekat yang diam-diam berkhianat
722.    Musang terjun, lantai terjungkat : artinya: sudah terlihat tanda-tanda tentang kejahatan yang telah dilakukan oleh seseorang;
723.    Musuh jangan diadang, selisih jangan dicari Artinya: Jangan sengaja mencari musuh, namun sebaliknya tidak perlu lari dari musuh.
724.    Nafas tak sampai ke hidung artinya sibuk sekali.
725.    Nan lurah juga diturut airArtinya: Orang kaya yang juga bertambah kekayaannya.
726.    Nasi sama ditanak, kerak dimakan seorang artinya pekerjaan dilakukan bersama-sama, namun keuntungan hanya dinikmati oleh seorang saja.
727.    Nasi sudah menjadi bubur: Kejadian atau perbuatan yang telah terlanjur terjadi atau dilakukan.
728.    Nasi tak dingin, pinggan tak retak artinya menyatakan sama-sama tak ingin (lanjutannya : tuan tak ingin, kami tak hendak).
729.    Nasib sabut terapung, nasib batu tenggelam artinya kalau lagi nasib baik tentunya menang atau beruntung, kalau nasib jelek ya sial atau merugi.
730.    Neraca palingan bungkal, hati palingan Tuhan artinya pikiran manusia itu tidak tetap, selalu berubah-ubah.
731.    Neraca yang palingan, bungkal yang piawai artinya hakim yang adil dalam memutuskan perkara.
732.    Niat hati nak getah bayan, sudah tergetah burung serindit artinya: istri yang didapatkan jauh kurang dari yang diangan-angankan
733.    Nibung bangsai bertaruk muda artinya orang tua yang bertingkah laku seperti anak muda.
734.    Nyamuk mati gatal tak lepas artinya orang yang didendami sudah dijatuhi hukuman, namun dendam terhadapnya tidak juga hilang.
735.    Obat jauh penyakit hampir : artinya keadaan yang dikatakan kepada wanita yang menanggung rindu karena suaminya berada ditempat yang jauh.
736.    Oleng seperti cupak hanyut : artinya cara berjalan yang berlenggak lenggok menyatakan kesombongan diri.
737.    Ombak yang kecil jangan diabaikan : artinya jangan memandang enteng atau meremehkan hal-hal yang kecil, karena sering menimbulkan bahaya atau kesukaran di kemudian hari.
738.    Ombaknya kedengaran tapi pasirnya belum kelihatan : artinya keharuman nama seseorang sudah diketahui tapi hasil kerjanya belum lagi tampak.
739.    Orang berdendang dipentasnya, orang beraja dihatinya : artinya: orang selalu hanya menuruti kemauannya sendiri
740.    Orang bersiselam, awak bertimba : artinya orang lain mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, kita sendiri hanya dapat sedikit.
741.    Orang haus diberi air, orang mengantuk disorongkan bantal: orang yang dalam kesengsaraan, mendapatkan pertolongan
742.    Orang karam di laut, awak karam di darat : Beroleh celaka ditempat yang tidak semestinya; atau celaka oleh perbuatan keluarga sendiri
743.    Orang kaya suka dimakan, orang elok selendang dunia : dikatakan kepada orang kaya yang tidak kikir; hartawan yang dermawan
744.    Orang muda menanggung rindu, orang tua menanggung ragam : menjadi orang tua harus senantiasa sabar
745.    Orang penggamang mati jatuh, orang penakut mati hanyut : Celaka dapat timbul justru akibat ketakutan atau kecemasan yang berlebihan
746.    Orang terpegang pada hulu nya, kita terpegang pada mata nya : dikatakan pada keadaan yang lebih lemah daripada keadaan musuh; berada pada kondisi yang tidak menguntungkan
747.    Orang yang runcing tanduk artinya orang yang sudah dikenal akan kejahatannya.
748.    Padam menyala, tarik puntung : artinya sesudah tidak berbahaya lagi baru mau mencampuri sesuatu perkara.
749.    Padi ditanam tumbuh lalang : artinya: sial sekali; bernasib malang
750.    Padi masak, jagung mengupih : artinya mendapat dua keuntungan sekaligus.
751.    Panci mengatakan belanga hitam : artinya pandai mencerca orang lain tapi tak tahu kekurangan diri sendiri.
752.    Pandai berminyak air: orang yang pandai menggunakan barang-barang yang tak berharga, tetapi baik atau memuaskan hasilnya
753.    Parang gabus menjadi parang besi : artinya orang biasa / kecil menjadi orang yang berkuasa.
754.    Patah tumbuh hilang berganti artinya adalah: seorang pemimpin apabila meninggal tentu akan ada penggantinya (biasanya dipegang pejabat sementara/pelaksana tugas sebelum pejabat resmi diangkat)
755.    Patah tongkat, berjermang : artinya: bagaimanapun kesusahan yang menimpa, upaya dan usaha harus tetap dijalankan terus
756.    Payah dilamun ombak, tercapai juga tanah tepi : artinya setelah mengalami banyak kesukaran, barulah tercapai apa yang diidam-idamkan.
757.    "Panas setahun dihabiskan hujan sehari." Artinya : Segala kebaikan selama setahun dihapuskan oleh keburukan selama sehari.
758.    Pecah menanti sebab, retak menanti belah : artinya hubungan yang semakin renggang atau perselisihan yang semakin dalam, yang sebentar lagi akan putus hubungan / pecah perang.
759.    Pecak boleh dilayangkan, bulat boleh digulingkan : artinya perundingan sudah selesai, kesepakatan telah dicapai maka jangan ada lagi silang selisih.
760.    Pejatian awak, pantangan orang : artinya berselisih pendapat dengan orang banyak.
761.    Pekak-pekak badak artinya pura-pura tak mendengar, padahal sebenarnya sangat menginginkan hal tersebut.
762.    Pelabur habis Palembang tak jauh : artinya ongkos / biaya sudah habis tetapi maksud tak tercapai.
763.    Pelanduk di tengah cerang bermakna sangat ketakutan sehingga kehilangan akal.
764.    Bagai kucing dibawakan lidi: sangat ketakutan.
765.    Bagai jampuk kesiangan: bingung; kehilangan akal tak tahu apa yang hendak diperbuat.
766.    Bagai pelanduk di cerang rimba: sangat ketakutan; bingung tak tahu mau berbuat apa; kehilangan akal.
767.    Pelanduk lupakan jerat, jerat tak melupakan pelanduk : artinya: orang yang berhutang boleh melupakan (untuk membayar) hutangnya, tetapi orang yang berpiutang takkan lupa akan piutangnya
768.    Pembuat periuk bertanak ditembikar adalah sebuah peribahasa Indonesia yang artinya tidak memakai buatan sendiri yang lebih baik tetapi memakai buatan orang lain yang lebih buruk mutunya.
769.    Pepat di luar, rancung di dalam : artinya lahirnya seperti sahabat, tetapi batinnya musuh.
770.    Perang habis pencak teringat : artinya ikhtiar yang terlambat.
771.    Pesan berturuti, petaruh bertunggu : artinya mempercayai seseorang tidak secara bersungguh-sungguh sehingga selalu saja diawasi.
772.    Pikir itu pelita hati : artinya orang yang menggunakan otaknya untuk berfikir akan selalu dapat mengatasi kesukaran yang dihadapinya.
773.    Pilin jering hendak berisi : artinya timbanglah sendiri karena setiap perbuatan orang itu ada maksudnya; ada yang bermaksud baik, ada juga yang bermaksud jahat.
774.    Pindah ke negeri cacing : artinya sudah meninggal dunia.
775.    Pinjaman kayu ara : artinya utang yang tak pernah berbayar; utang yang akhirnya membinasakan si tempat meminjam.
776.    Pipit berperang lawan garuda : artinya orang kecil berlawanan dengan orang besar, tentu orang kecil juga yang kalah.
777.    Pipit jantan tidak bersarang : artinya anak laki-laki tak usah dibuatkan rumah karena ia akan pergi kemana-mana.
778.    Pipit sama pipit, enggang sama enggang : artinya: dalam memilih jodoh biasanya orang kecil dengan orang kecil, orang besar dengan orang besar pula
779.    Pipit tuli makan dihujan, hendak dihalau kain basah, tidak dihalau padi habis : artinya berada dalam keadaan yang sulit, serba salah, jika suatu keputusan diambil pasti akan ada resikonya.
780.    Pipit tuli makan berhujan, artinya : sangat rajin.
781.    Potong kambing, nangka makan : artinya berita yang disampaikan tidak sebagus kenyataannya.
782.    Pucuk bulat dalam negeri : artinya bangsawan yang tertinggi dalam suatu negeri.
783.    Pucuk dicinta ulam tiba : artinya mendapatkan sesuatu yang lebih daripada apa yang diharapkan / dicita-citakan.
784.    Pucuk diremas dengan santan, urat direndam dengan tengguli, namun peria pahit juga : artinya orang jahat biarpun diberi pangkat atau kekayaan dia tetap juga jahat karena sifatnya yang sudah mendarah daging.
785.    Pucuk layu disiram hujan : artinya orang yang susah dan melarat mendapatkan kesenangan.
786.    Pukat sudah terijuk : artinya keuntungan sudah di depan mata.
787.    Pukul anak sindir menantu : artinya memarahi / menasehati seseorang padahal yang dituju adalah orang lain.
788.    Punggung parang pun jika diasah menjadi tajam : artinya betapa bodohnya seseorang itu bila mau belajar akan pandai juga
789.    Putih tapak lari : artinya lari dengan cepat karena ketakutan yang amat sangat.
790.    Putus tali tempat bergantung, terban tanah tempat berpijak : kehilangan orang tempat menyandarkan hidup, misal istri kehilangan suami sedangkan anak masih kecil-kecil.
791.    Rawe-rawe rantas malang-malang putung - segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan.
792.    Racun diminum haram tak mabuk - kalau sudah dimabuk cinta semuanya tampak indah belaka.
793.    Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah : pemerintah yang adil akan dipatuhi, pemerintah yang sewenang-wenang akan dilawan.
794.    Rajin pangkal pandai : jikalau kita rajin alhasil kita akan menjadi pandai juga.
795.    Rasa air ke air, rasa minyak ke minyak: mencari persesuaian atau perlindungan kepada masing-masing.
796.    Rebung tiada jauh dari rumpunnya - kelakuan/tabiat anak tidak jauh berbeda dengan kelakuan/tabiat orang tuanya.
797.    Rekah tidak, rekat pukah : keadaan hubungan antara dua orang yang itdak terlalu akrab dan tidak pula bermusuhan
798.    Rendah gunung, tinggi harapan - sedemikian tingginya harapan sehingga gunungpun terlihat lebih rendah dibanding harapan tersebut.
799.    Rezeki musang tak akan didapat elang - masing-masing manusia telah ditentukan Allah untuk dimilikinya.
800.    Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing artinya: Se-ia sekata, sehidup semati.
801.    Rumah besar perabung perak - artinya orang berbangsa lagi kaya harta.
802.    Rumah besar perabung upih - orang berbangsa tetapi miskin harta.
803.    Rumah sudah, tukul pahat berbunyi - keputusan sudah diambil baru belakangan keberatan diajukan.
804.    Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri artinya apa yang dimiliki oleh orang lain, biasanya terlihat lebih indah (lebih baik) dari apa yang kita miliki.
805.    Rupa boleh diubah, tabiat dibawa mati - tabiat/kelakuan buruk sejak masa kecil itu biasanya sukar sekali untuk diubah setelah dewasa.
806.    Rupa harimau, hati tikus - kelihatannya saja pemberani, sebenarnya penakut.
807.    Rupa seperti pulut, bila dimasak berderai - penampilan seperti orang pandai, tetapi sebenarnya pengetahuannya tidak ada.
808.    Rusak anak oleh menantu : mendapat celaka atau kerugian oleh orang yang dikasihi/disayangi.
809.    Rusak badan karena penyakit, rusak bangsa karena laku - kelakuan yang buruk akan menurunkan derajat diri sendiri.
810.    Sabung selepas hari petang : artinya: usaha yang penghabisan secara untung-untungan
811.    Sakit menimpa, sesal terlambat : artinya tidak ada gunanya menyesali sesuatu yang sudah terjadi.
812.    Salah bunuh memberi bangun, salah cencang memberi pampas : artinya setiap kesalahan selalu diikuti dengan risiko ganti rugi untuk menghapus kesalahan tersebut.
813.    Salah makan memuntahkan, salah tarik mengembalikan : artinya: harus berani mengakui kesalahan
814.    Sambil berdendang biduk hilir : artinya: sambil mengerjakan sesuatu, pekerjaan lain juga tersambilkan
815.    Sambil berdiang nasi masak : artinya: sambil mengerjakan sesuatu, pekerjaan lain juga tersambilkan
816.    Sambil berlayar sambil menampan : artinya sambil bekerja, tetaplah berusaha untuk belajar menambah ilmu pengetahuan.
817.    Sambil menyelam minum air mengerjakan suatu pekerjaan, dapat pula menyelesaikan pekerjaan atau masalah yang lain.
818.    Sambil menyuruk, galas lalu : artinya sambil melindungi diri dari bahaya namun keuntungan tetap tidak dilupakan.
819.    Sampan ada pengayuh tidak : artinya kemauan ada, tetapi kemampuan (finansial) tidak ada untuk mencapai cita-cita.
820.    Sarak serasa hilang, bercerai serasa mati : artinya suasana hati yang sangat rindu karena berpisah.
821.    Satu orang makan nangka, semua kena getahnya : artinya seorang yang berbuat salah, yang lain terbawa-bawa salah.
822.    Sawah berpematang, ladang berbintalak artinya segala sesuatu itu mempunyai batas.
823.    Sayang akan garam sececah, kerbau seekor dibusukkan : artinya karena takut akan kerugian yang sedikit, akhirnya mendapat kerugian yang lebih besar.
824.    Sayangkan anak tangan-tangani, sayangkan istri tinggal-tinggalkan : artinya: sesekali berpisah justru akan menambah timbulnya rasa rindu dan kasih sayang yang lebih besar
825.    Sayangkan kain, buangkan baju artinya harus memilih salah satu, tidak boleh mengambil atau memiliki keduanya sekaligus.
826.    Sayang-sayang buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang : artinya: bingung menghadapi perempuan cantik tapi berbahaya, diambil takut ditinggalkan tak sampai hati
827.    Seayun bagai berbuai : artinya seia sekata; sepenanggungan sependeritaan; senasib.
828.    Sebab buah dikenal pohonnya : artinya seseorang dikenal oleh orang lain atas hasil karyanya.
829.    Sebagai abu di atas tanggul artinya : Orang yang tidak tetap kedudukannya.
830.    Sebagai anjing terpanggang ekor : artinya seseorang yang ribut sekali, berteriak-teriak dan unjur anjar kesana kemari.
831.    Sebagai gagak pulang ke benua : artinya seseorang yang pulang dari perantauan, tetapi kepandaiannya tidak juga bertambah; masih bodoh juga
832.    Sebelum ajal berpantang mati: kehidupan dan kematian ditentukan oleh Tuhan
833.    Sebesar-besar bumi ditampar tak kena : artinya orang yang sangat sial dalam kehidupannya.
834.    Sebingkah tanah terbalik, sebatang pohon rebah : artinya bukti bahwa sesuatu itu sudah menjadi milik orang.
835.    Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi : artinya seia sekata; senasib sepenanggungan
836.    Sedepa jalan kemuka, setelempap jalan kebelakang artinya: dalam mempertimbangkan sesuatu jangan hanya memandang manfaatnya saja, mudaratnya juga harus diperhitungkan
837.    Sedia payung sebelum hujan: Mengantisipasi masalah sebelum masalah tersebut itu terjadi. Terutama yang dimaksud adalah menabung dahulu selama bisa, atau selama hari muda. Nanti jika ada musibah sudah lebih mudah ditanggulangi
838.    Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit : artinya usaha / upaya kecil yang terus-menerus pasti akhirnya akan memberikan hasil.
839.    Sedikit hujan banyak yang basah : artinya kecelakaan yang kecil tetapi jadi besar akibatnya.
840.    Seekor kerbau berkubang, semua kena lulutnya : artinya seorang yang berbuat salah, semua menanggung akibatnya.
841.    Segan bergalah, hanyut serantau : artinya malas berusaha maka mundurlah dalam penghidupan.
842.    Sehampir-hampir tepi kain, hampir juga tepi bebat artinya sedekat-dekatnya dengan orang lain, lebih dekat juga dengan keluarga sendiri.
843.    Seidas bagai benang, sebentuk bagai cincin : artinya dua orang yang sejodoh benar.
844.    Seiring bertukar jalan : artinya maksud sama tapi caranya berbeda.
845.    Sejengkal jadi sehasta : artinya perkara yang kecil dibesar-besarkan akhirnya jadi besar.
846.    Sekali air besar, sekali tepian berubah: setiap ada pergantian pemimpin, (selalu) ada pergantian atau perubahan aturan
847.    Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya: sekali saja mengkhianati teman maka untuk selanjutnya anda tidak dipercayai lagi.
848.    Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang:Peribahasa ini diambil dari kehidupan nelayan. Maksud sebenarnya adalah "Lebih memilih tenggelam di lautan daripada harus kembali lagi ke pantai tanpa hasil"
849.    Sekali membuka pura, dua tiga utang terbayar artinya satu kali melakukan pekerjaan, mendapatkan beberapa hasil (atau keuntungan) sekaligus.
850.    Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui juga sekali tepuk dua lalat artinya satu kali melakukan pekerjaan, mendapatkan beberapa hasil (atau keuntungan) sekaligus.
851.    Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui juga sekali tepuk dua lalat artinya satu kali melakukan pekerjaan, mendapatkan beberapa hasil (atau keuntungan) sekaligus.
852.    Selama air hilir, selama gagak hitam : artinya selama-lamanya
853.    Sendok berdegar-degar, nasi habis budi dapat : artinya kalau tak hati-hati mengerjakan sesuatu, kita boleh jadi mendapat malu.
854.    Sendok besar tak mengenyang : artinya janji saja yang banyak, buktinya tidak ada.
855.    Sendok dan periuk lagi berantuk : artinya suami - istri atau orang bersaudara juga dapat berselisih paham.
856.    Yang menabur angin, akan menuai badai : dia yang berbuat, dia pula yang terkena akibat.
857.    Seorang makan cempedak, semua kena getahnya : artinya seorang yang berbuat kesalahan, semua mendapatkan nama jelek.
858.    Sepandai-pandai membungkus yang busuk berbau juga : artinya bagaimanapun disembunyikan maka perbuatan jahat itu akhirnya akan diketahui orang.
859.    Sepandai-pandai tupai meloncat, jatuh juga artinya tidak ada orang yang sempurna, setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan/kejahatan/kegagalan.
860.    Sepanjang-panjang tali tidak sepanjang mulut orang : artinya rahasia apabila telah diceritakan kepada orang lain sudah pasti tidak akan tersimpan lagi, pasti diketahui oleh banyak orang.
861.    Sepasin dapat bersiang : artinya mendapatkan keuntungan yang tidak terduga.
862.    Seperti abu di atas tunggul Artinya: Keadaan tidak tetap dan dengan mudah dapat dihalau (tercapakkan), (misalnya keadaan suami salam keluarga isterinya di Minangkabau dan Negeri Sembilan).
863.    Seperti air dengan kolam: seorang yang selalu tenang dalam pembawaannya maupun tingkah lakunya.
864.    Bagai air di daun talas:ketidakcocokan antara dua orang, seperti air yang ditaruh di atas daun talas akan terpisah
865.    Seperti air pembasuh tangan: pemberian yang kurang berharga atau murahan
866.    Seperti anai-anai bubus : artinya banyak sekali berduyun-duyun; berkeliaran kesana kemari.
867.    Seperti anak ayam kehilangan induk artinya digunakan untuk menggambarkan situasi di mana sebuah kelompok kehilangan pemimpinnya sehingga bingung dan tidak tahu harus melakukan apa
868.    Seperti anak sepat ketohoran : artinya barbaring-baring bermalas-malasan saja.
869.    Seperti anjing bercawat ekor : artinya pergi atau menghindar karena merasa malu.
870.    Seperti anjing berebut tulang : artinya orang yang memperebutkan kedudukan (harta/tahta/wanita) dengan rakus sehingga rasa kemanusiaannya sampai hilang.
871.    Seperti anjing berjumpa pasir : artinya orang yang biasa bertabiat buruk / melakukan pekerjaan yang tidak senonoh selalu saja mengulangi tabiatnya / kelakuan yang tidak senonoh tersebut bila ada kesempatan.
872.    Seperti anjing beroleh bangkai : artinya sangat rakus.
873.    Seperti anjing dengan kucing artinya digunakan untuk menggambarkan dua orang yang saling bermusuhan dan tidak bisa didamaikan.
874.    Seperti anak yang baru dibedung : artinya orang yang lurus tapi agak pandir; tak tahu berminyak air.
875.    Seperti anjing digosok kepala, menjungkit ekor : artinya orang yang tidak berbudi, bila dihormati malah menjadi sombong.
876.    Seperti anjing kedahuluan : artinya niat hati hendak meminang anak gadis orang, kedahuluan oleh orang besar / orang kaya (lalu pulang dengan kecewa).
877.    Seperti anjing mengunyah tulang : artinya orang yang terus menerus bersungut-sungut; menggerutu.
878.    Seperti antah ditepi gantang, masuk tak genap keluar tak ganjil : artinya seseorang yang kehadirannya dianggap tidak berguna karena tidak penting (tidak kaya, tidak pandai, tidak berkedudukan, dllsbnya).
879.    Seperti api makan ladang kering : artinya lekas sekali menjadi besar; misalnya pemberontakan, penyakit menular, isu tertentu.
880.    Seperti aur ditarik sungsang : artinya perkara yang sukar sekali menyelesaikannya / mendamaikannya.
881.    Seperti ayam beranak itik : artinya orang tua yang kuno yang mempunyai anak modern; tak dapat mengikuti / menyesuaikan diri dengan kehidupan / tindak tanduk anak.
882.    Seperti ayam beroleh ubi : artinya sangat gembira sekali.
883.    Seperti ayam dimakan tungau : artinya sangat gelisah
884.    Seperti ayam gadis bertelur artinya tidak tetap datangnya.
885.    Seperti ayam mengarang telur : artinya dikatakan kepada perempuan yang elok rupanya dan bersikap mengajak-ajak.
886.    Seperti ayam pulang ke pautan : artinya: perkawinan yang sudah sesuai sekali
887.    Seperti ayam termakan rambut : artinya mengeluarkan suara yang tak enak bunyinya; misalnya orang yang tidur mendengkur, penyanyi yang nada suaranya tak pas.
888.    Seperti ayam, kais pagi makan pagi, kais petang makan petang : artinya sangat miskin. Seperti bangau di ekor kerbau : artinya menurut saja, tak punya pendirian.
889.    Seperti Belanda minta tanah artinya tidak puas akan pemberian orang, selalu mau lebih lagi.
890.    Seperti belut jatuh ke lumpur : artinya sangat gembira.
891.    Seperti berdiang di abu dingin artinya meminta pertolongan kepada orang yang miskin atau kepada orang yang memang tak dapat menolong.
892.    Seperti berlindung di balik sehelai daun : artinya menyembunyikan sesuatu kesalahan secara bodoh sehingga semua orang tahu.
893.    Seperti biduk dikayuh hilir : artinya menyuruh seseorang yang memang senang mengerjakan pekerjaan tersebut.
894.    Seperti birah tidak berurat : artinya sangat malas, sebentar-bentar tidur.
895.    Seperti birah tumbuh di tepi lesung : artinya subur; lekas menjadi besar.
896.    Seperti bisai makan sepinggan : artinya jangan makan terlau banyak nanti badan gemuk, hilang kecantikannya.
897.    Seperti buah masak seulas : artinya hanya seorang saja dari kaum / kelompok / suku tersebut yang maju, yang lainnya masih bodoh-bodoh.
898.    Seperti bujang jolong bekerja, gadis jolong bersubang : artinya orang yang baru saja kaya atau baru mendapat pangkat yang menyombongkan kelebihannya itu.
899.    Seperti bujang jolong berkeris:orang yang menyombongkan / melagakkan kelebihannya
900.    Seperti buku gaharu artinya baru memperlihatkan kelebihannya / keunggulan bila memang sudah diperlukan.
901.    Seperti bulan dipagar bintang artinya permaisuri yang dikelilingi oleh istri pembesar atau pengantin yang dikelilingi gadis-gadis berpakaian indah-indah.
902.    Seperti cacing kepanasan : artinya sangat resah gelisah, tidak tenang.
903.    Seperti cendawan dimusim hujan : artinya tiba-tiba menjadi banyak sekali.
904.    Seperti Cina karam artinya keadaan / suasana yang terlalu ribut dan kacau balau.
905.    Seperti Cina kebakaran jenggot : artinya keadaan / suasana yang terlalu ribut, kacau balau.
906.    Seperti diiris-iris dengan sembilu : artinya suasana hati yang sangat pedih.
907.    Seperti ditempuh gajah lalu : artinya sesuatu hal yang buruk yang tak dapat ditutup-tutupi lagi.
908.    Seperti elang menyongsong angin : artinya rupa yang gagah dan hebat; tidak takut melawan musuh.
909.    Seperti emas baru diupam : artinya sangat bagus sekali, misalnya dikatakan pada gadis yang manis rupanya kulitnya licin bersih.
910.    Seperti embun di atas daun : rapuh / goyah sekali, misalnya tentang kedudukan, pekerjaan, hubungan, dan lain sebagainya.
911.    Seperti embun di ujung rumput : sangat rapuh / goyah, misalnya tentang kedudukan, pekerjaan, hubungan, dllsbnya.
912.    Seperti gergaji bermata dua : artinya memperoleh keuntungan dari dua belah pihak.
913.    Seperti harimau menyembunyikan kuku : artinya orang yan tak mau menyombongkan kelebihannya (kepandaiannya, kekayaannya, dllsbnya).
914.    Seperti hujan balik kelangit : artinya keadaan yang terbalik, misal orang yang pandai bertanya pada yang bodoh, orang yang kaya meminta pada yang miskin.
915.    Seperti ikan dalam air : artinya merasa sangat senang sekali.
916.    Seperti ikan dalam belanga : artinya rezeki sudah di tangan, tak akan terlepas lagi.
917.    Seperti itik mendengarkan guntur : artinya sangat senang sekali membayangkan keuntungan yang akan tiba.
918.    Seperti itik pulang petang : artinya jalan beriring-iring.
919.    Seperti jamur dimusim hujan : artinya sesuatu yang tiba-tiba menjadi banyak sekali.
920.    Seperti janggut pulang ke dagu : artinya sudah pada tempatnya, sudah sesuai.
921.    Seperti jentayu rindukan hujan : artinya dikatakan kepada seseorang yang sangat merindukan kekasihnya.
922.    Seperti katak dalam (di bawah) tempurung : seseorang yang wawasannya kurang luas, bodoh, picik.
923.    Seperti katak hendak menjadi lembu artinya: jangan memimpikan sesuatu yang tidak mungkin
924.    Seperti kelapa sompong artinya anak gadis tidak perawan lagi.
925.    Seperti kerbau dicucuk hidung artinya orang bodoh yang selalu menurut.
926.    Seperti kucing lepas senja : artinya orang yang kalau sudah pergi tidak akan kembali lagi.
927.    Seperti lalat mencari puru : artinya terlalu rakus mengejar keuntungan, sehingga tidak tahu malu lagi.
928.    Seperti lipas kudung : artinya selalu sibuk, tangan hampir tak pernah berhenti bergerak untuk melakukan sesuatu.
929.    Seperti membakar lalang : artinya memulainya mudah, namun menghentikannya sukar sekali.
930.    Seperti menampalkan kersik ke buluh : artinya sia-sia saja mengajar orang yang bodoh tapi keras kepala.
931.    Seperti menatang minyak penuh : artinya harus berhati-hati, salah sedikit dapat bencana.
932.    Seperti mendapat durian runtuh artinya: mendapat keuntungan yang tidak terduga
933.    Seperti menggantang asap : artinya perbuatan yang sia-sia, tidak ada gunanya.
934.    Seperti menggenggam bara, terasa hangat dilepaskan : artinya sesuatu yang dicoba-coba dahulu, bila tak suka / tak senang maka dilepaskan.
935.    Seperti menghasta kain sarung artinya: pekerjaan yang sia-sia
936.    Seperti meniup api di atas air : artinya mengerjakan pekerjaan yang hampir tak ada harapan untuk selesai.
937.    Seperti negeri dialahkan garuda : artinya sangat sepi sekali.
938.    Seperti nyawa ayam : artinya tidak dianggap penting.
939.    Seperti orang buta baru melek : artinya 1. sangat gembira; 2. banyak tuntutan yang bukan-bukan.
940.    Seperti orang buta kehilangan tongkat : artinya sangat bingung, kehilangan akal.
941.    Seperti orang darat jolong menurun : artinya tercengang-cengang; canggung.
942.    Seperti padi hampa, kepalanya mendongak  : artinya orang yang tidak berpengetahuan biasanya malah suka menyombongkan diri; angkuh.
943.    Seperti pinang dibelah dua: dua orang atau dua hal yang sangat mirip satu sama lain. Biasa merujuk pada sepasang kembar.
944.    Seperti pinang pulang ke tampuknya : artinya cocok sekali; sudah sejodoh benar.
945.    Seperti pipit menelan jagung : artiny: lelaki yang beristrikan perempuan yang derajatnya terlalu tinggi baginya
946.    Seperti rusa masuk kampung : artinya tercengang-cengang melihat sesuatu yang baru pertama kali di lihat olehnya.
947.    Seperti sayur dengan rumput : artinya perbedaannya sangat besar; sangat berbeda.
948.    Seperti sayur tidak berbumbu : artinya: suasana hati yang hambar
949.    Seperti seludang menolak mayang - dikatakan kepada orang tua yang beranakkan pembesar, makin merasa kecil dirinya terhadap anaknya, lalu menjauhkan diri dari anaknya.
950.    Seperti sirih pulang ke gagangnya : artinya sudah sejodoh; perjodohan sudah sesuai.
951.    Seperti talam dua muka : artinya seseorang yang mendapat keuntungan dari dua belah pihak yang berselisih.
952.    Seperti telur di ujung tanduk : artinya suatu keadaan yang sangat berbahaya, salah sedikit bisa celaka
953.    Seperti tidak berjejak di bumi : artinya: orang yang sangat cepat larinya
954.    Seperti tikus jatuh ke beras artinya: tampak terlalu menikmati kelezatan hidup di dunia
955.    Seperti udang dipanggang : artinya seseorang yang menjadi merah padam mukanya karena beroleh malu.
956.    Seperti ular dicubit ekor : artinya: sangat marah; / menghadapi musuh dengan berani.
957.    Seperti ular kena palu : artinya sangat marah namun tak dapat melawan.
958.    Seperti unta menyerahkan diri : artinya penyerahan mutlak tanpa syarat, tunduk pada perintah.
959.    Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga: digunakan untuk menggambarkan suatu kejahatan (atau sesuatu yang ditutup-tutupi). Kejahatan tersebut tidak mungkin selamanya ditutupi. Suatu saat, akan terungkap juga.
960.    Sepuluh batang bertindih yang di bawah juga yang kena : artinya pihak manapun yang menang dalam perang saudara maka rakyat kecil jugalah yang tetap menderita / merasakan kesusahannya.
961.    Sepuluh jung masuk pelabuhan, anjing bercawat ekor jua : artinya orang yang bebal dan dungu tetap tinggal bodoh juga, tak mau meniru walaupun telah banyak contoh yang diberikan.
962.    Serigala berbulu domba: tampang bodoh, baik dan penurut tetapi sebenarnya curang, jahat dan kejam.
963.    Seringgit dua kupang artinya sama saja.
964.    Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna : artinya setiap tindakan atau perbuatan itu hendaknya dipikirkan dahulu baik-baik sebelum dikerjakan agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari.
965.    Sesat di ujung jalan surut ke pangkal jalan : artinya kalau pembicaraan telah menyimpang segeralah kembali ke pokok permasalahan semula.
966.    Sesat surit terlangkah kembali : artinya kalau sadar akan kesalahan segeralah perbaiki.
967.    Sesayat sebelanga juga : artinya: meskipun hanya sebagian yang hadir namun boleh dipadakan seakan semuanya hadir
968.    Sesungguhpun kawat yang dibentuk, ikan yang dilaut yang diadang Artinya: Sesungguhpun nampaknya tidak ada suatu maksud, tetapi ada juga benda yang dituju.
969.    Setajam-tajam pisau, masih lebih tajam lidah : artinya ucapan komentar (atau fitnah) seseorang bisa lebih menyakitkan daripada sebuah benda yang tajam sekalipun. Ibaratnya, sebuah luka masih bisa sembuh, tetapi luka di hati sangat sulit sembuh
970.    Setali tiga uang artinya sama saja.
971.    Setinggi-tinggi bola melambung, jatuhnya ke tanah jua : artinya: sejauh-jauhnya merantau akhirnya kembali ke kampung halaman juga
972.    Setinggi-tingginya bangau terbang, akhirnya ke pelimbahan (kubang) juga : artinya: sejauh-jauhnya merantau akhirnya kembali ke kampung halaman juga
973.    Siang bermatahari, malam berbulan : artinya perkara yang sudah jelas sekali.
974.    Siang berpanas, malam berembun : artinya sangat miskin, tidak mempunyai rumah dan harta benda lainnya.
975.    Siapa cepat boleh dapat, siapa kemudian putih mata - yang dahuluan datang itulah yang lebih dahulu mendapat pertolongan, yang datang belakangan boleh jadi tidak memperoleh apa-apa.
976.    Siapa melompat, siapa patah : artinya siapa yang berbuat salah dialah yang menanggung akibatnya.
977.    Siapa yang kena cubit, itulah yang merasa sakit — Hal yang sudah pasti, dan tidak perlu diberi tahu.
978.    Siapa yang mau mengaku berak di tengah jalan : artinya tidak ada yang mau bertanggung jawab / mengakui bila telah terjadi perbuatan / kesalahan fatal.
979.    Siapa yang menabur angin, akan menuai badai : artinya dia yang berbuat, dia pula yang terkena akibat.
980.    Siapa yang menggali lubang, akan terperosok lubang sendiri : artinya dia yang berbuat, dia pula yang terkena akibat.
981.    Sia-sia menggiring angin, terasa ada tertangkap tidak : artinya jangan mengharapkan yang bukan-bukan karena akhirnya akan mengecewakan saja.
982.    Sia-sia utang tumbuh : artinya karena terlalu berani tanpa pertimbangan / perhitungan yang matang maka hanya hutanglah yang diperoleh.
983.    Sidingin tampal di kepala : artinya: anak yang dapat menjadi kebanggaan orang tua
984.    Sigai sampai ke langit : artinya kalau hendak mengerjakan sesuatu pekerjaan hendaklah sampai tuntas.
985.    Silap mata, pecah kepala : artinya kalau tidak waspada maka bahaya akan selalu mengancam.
986.    Sirih pulang ke gagang, pinang pulang ke tampuk : artinya jodoh sudah sesuai benar.
987.    Sudah beruban baru bergaum : artinya: orang tua yang pesolek seperti orang muda
988.    Sudah besar maka hendak melanda : artinya karena sudah berkuasa, maka hendak berbuat sewenang-wenang.
989.    Sudah biasa makan emping artinya sudah banyak pengalaman.
990.    Sudah busuk maka dipeda : artinya sudah terjadi kecelakaan / hal yang tidak diinginkan, baru dijalankan ikhtiar.
991.    Sudah buta baru celik : artinya kepala pusing karena mendapatkan keuntungan yang tidak diduga-duga.
992.    Walau kecil tampak, kalau besar tak tampak : orang yang selalu melihat kekurangan orang lain, tapi tidak bisa melihat kekurangan sendiri.
993.    Tabuhan meminang anak laba-laba: perjodohan yang tak seimbang karena tidak sederajat.
994.    Tahan jerat sorong kepala: mencelakakan diri sendiri.
995.    Tahu asam garamnya: tahu seluk-beluknya (baik-buruknya).
996.    Tahu di angin turun naik:pandai melihat gelagat, sehingga tahu apa yang akan terjadi
997.    Tahu di angin berkisar: orang yang arif lekas mengerti segala sesuatu dan cepat mengambil keputusan.
998.    Tak emas bungkal diasah: apapun dilakukan asal maksud tercapai (ketika menghadapi perkara yang mendesak dan perlu).
999.    Tak dapat tanduk, telinga dipulas: tak dapat membalaskan sakit hati kepada laki-laki di keluarga lawan, kepada yang perempuanlah sakit hati itu dibalaskan.
1000.    Tak berorang diair: anak gadis sudah tidak perawan lagi